Jauh-jauh hari sebelum bulan puasa, para penjual harus sudah memesan pucuk rotan muda dari Tapanuli Selatan.
“Dalam sehari saya bisa menjual 300 hingga 500 pucuk rotan setiap harinya selama bulan puasa,” kata Adin.
Ia menambahkan, untuk mengolah pucuk rotan agar bisa dimakan, pakkat harus dibakar sampai luarnya menghitam dan isinya melembut.
Kemudian, isi dalam bambu tersebut dikeluarkan.
"Isinya bewarna putih beras dan sudah bisa langsung dilahap bersama kecap asin atau dicampur bawang," jelasnya.
Marwan Hasibuan, penikmat pakkat, menuturkan biasanya makan pucuk rotan untuk lalapan bersama sambal bawang karen lebih nikmat.
“Pucuk rotan biasa saya makan bersama nasi untuk menambah kenikmatan dan nafsu makan saat sahur dan buka puasa, karena penjual pakkat juga adanya cuman bulan puasa, ” katanya.