Berbelok dari Jalan Raya Banda Aceh – Medan ke arah Gunung Kuta Malaka, pengunjung akan merasakan perjalanan yang sesungguhnya.
Dari sini anda harus menempuh 15 Km lagi menuju lokasi wisata air terjun. Tak ada pemukiman penduduk di sini, yang ada adalah peternakan sapi, tambak, dan perkebunan buah-buahan milik warga setempat.
Jarak tempuh memang tak seberapa jauh, namun justru paling menantang. Jadi tak disarankan berkunjung kemari pada musim penghujan.
Hujan yang mengguyur jalan yang masih dalam kondisi tanah merah akan menyulitkan perjalanan. Konon lagi untuk dilintasi oleh kendaraan yang tidak didesain untuk medan ekstrem.
Jalan menuju ke lokasi wisata ini harus melewati enam anak sungai dengan air setinggi lutut orang dewasa.
Tak ada jembatan yang menghubungkan sungai-sungai itu. Tempat ini cocok untuk menguji adrenalin.
Anda bisa rehat sejenak untuk menikmati kesegaran yang dipercikkan air sungai yang masih alami tersebut.
Sekitar 5 Km mendekati lokasi air terjun , jalan berubah menjadi menanjak dan berkelok-kelok. Perlu kewaspadaan tingkat tinggi dalam berkendara sehingga tidak terperosok dan nyungsep ke semak belukar.
Wisata Air Terjun
Tantangan melewati tanah merah, jalan menanjak, serta sejumlah anak sungai terbayar lunas tatkala menjejakkan kaki di puncak dekat pintu masuk air terjun.
Inilah spot yang tepat untuk melepas pandang menatap hijaunya sabana, kemolekan wajah Kota Banda Aceh, serta latar Selat Malaka yang terlihat samar membiru.
Merasakan sensasi lebih dekat dengan alam yang mendamaikan jiwa dan menenteramkan pikiran.
Butuh waktu sekitar 40 menit dari pintu masuk menuju lokasi air terjun. Untuk memasuki tempat ini kita cukup membayar Rp 5.000 sebagai retribusi.
Dari pintu masuk ke lokasi air terjun kita menapaki 489 anak tangga. Anak tangga menyerupai jalan setapak sengaja didesain landai sehingga tak terlalu melelahkan pengunjung.