Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Jika anda pecinta wisata kuliner, maka jangan lewatkan festival kuliner Aceh.
Perhelatan tersebut menyuguhkan rupa-rupa makanan tradisional Aceh, otentik dari tempat asal muasal kuliner itu lahir.
Ajang tersebut sekaligus mempopuperkan kembali makanan Aceh yang sudah terbilang langka.
Demo lomba masak Asam Keueung di Festival Kuliner Aceh. (Serambi Indonesia/Nurul Hayati)
Selain memanjakan lidah, anda juga bisa mengikuti game dengan menguji ‘taste’ terhadap makanan Aceh yang terkenal pedas.
Semuanya bisa anda dapatkan secara cuma-cuma.
Acara tersebut dimotori oleh ibu-ibu PKK dari 23 kabupetan/kota yang ada.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Aceh memasukkan festival kuliner dalam kalender even yang masuk dalam daftar wisata unggulan.
Bulan Juni atau bertepatan dengan musim libur sekolah adalah waktu yang dipilihkan untuk perhelatan tersebut.
Bertempat di Taman Ratu Safiatuddin Jalan T Nyak Arif, Desa Lampriek, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh aneka makanan tradisional Aceh tersaji menanti pengunjung.
“Kuliner Aceh yang terekspos belum banyak, baru sebatas mie dan kopi. Generasi muda sekarang tidak banyak yang tahu, padahal Aceh memiliki kekayaan kuliner yang khas,” ujar Kepala Seksi Pranata Sosial Bidang Adat dan Nilai Budaya Disbudpar aceh, Evi Mayasari.
Coffe for free di Festival Kuliner Aceh. (Serambi Indonesia/Nurul Hayati)
Festival kuliner terselenggara setiap tahunnya mulai dari 2012. Seperti pemandangan yang terlihat pada 7-9 Juni 2015.
Sepanjang tiga hari tersebut digelar kenduri atau pesta makanan khas Aceh hasil racikan ibu-ibu PKK.
Demo masak yang memperagakan tata cara memasak makanan tradisional Aceh dihadirkan agar pengunjung bisa melihat langsung dari balik dapur.