News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2015

Jambu Merah Delima Khas Demak Ini Banyak Diburu Untuk Penyegar Berbuka Puasa

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pedagang jambu merah delima di jalan Kalijajar, Desa Singorojo, Kecamatan Demak, Jawa Tengah, saat melayani pembeli, Rabu (24/6/2015). (Kompas.com/ Ari Widodo)

TRIBUNNEWS.COM -  Siapa yang tak kenal dengan jambu merah delima? Ya , buah khas Kabupaten Demak, Jawa Tengah, itu bisa menjadi salah satu teman hidangan saat berbuka puasa.

Selain buahnya renyah dan manis juga segar rasanya, apalagi setelah seharian berpuasa dengan panas matahari yang menyengat tubuh akan terobati dengan buah berair yang rasanya "Mak Nyuss" ini.

Buah komoditas andalan Kota Wali ini memang belum merata penyebarannya, terutama di luar daerah Demak, biasanya kita bisa mendapatkannya di supermarket atau toko buah, itu pun dengan stok terbatas.

Namun saat ini di Demak sedang musim panen jambu delima jadi stoknya melimpah.


Jambu merah delima khas Demak  (necturajuice)

Nah, apabila Anda berpergian dan menempuh jalur pantura, jangan lewatkan untuk mampir di Kota Demak ya! Selain berburu jambu merah delima juga dapat berwisata religi di Masjid Agung Demak, Makam Sunan Kalijaga di Kadilangu dan Kawasan Observasi Magrove di lepas pantai Morosari Sayung.

Tidak sulit mendapatkan jambu merah delima, tinggal kita mampir ke Pasar Bintoro maka dengan mudah bisa menjumpai jambu merah delima yang digelar oleh para pedagang, baik di kios-kios buah maupun di pinggir jalan.

Harga yang ditawarkan pun bervariasi mulai Rp 12.000 - Rp 17.000 per kilogram. Atau kita bisa membeli jambu merah delima yang langsung dipetik dari pohonnya.

Selain di Desa Betokan dan Mranak, jambu merah delima juga bisa kita dapatkan di Desa Singorojo, Kecamatan Demak Kota.

Bahkan di sepanjang jalan Kalijajar yang menghubungkan Pasar Bintoro dengan Desa Singorojo, banyak kita jumpai warga yang menjual jambu merah delima hasil kebun mereka sendiri.

Saat KompasTravel melintas di jalan Kalijajar, warga yang menjadi penjual dadakan itu pun berlomba-lomba menawarkan dagangannya. "Mari mas mampir, dibeli to. Ini hasil kebun sendiri," kata Wahyu Wulandari (34) berpromosi, Rabu (24/6/2015).


Jambu merah delima   (wargademak.com)

Menurut Wahyu, ramadhan kali ini merupakan ramadhan penuh berkah bagi warga Desa Singorojo. Pasalnya hasil panen jambu merah sangat melimpah.

Hampir semua pohon jambu merah delima di kebun, pekarangan maupun halaman rumah warga berbuah lebat. "Saat ini lagi panen raya. Hasilnya melimpah. Puasa ramadhan sebelumnya tidak sebanyak ini. Ramadhan tahun ini benar-benar penuh berkah," ucap Wahyu.

Warga menjajakan jambu merah delima masih dengan cara tradisional. Tidak ada alat ukur timbangan, namun jambu merah delima ditaruh diatas wadah kecil berisi 20 biji jambu merah delima.

Harga satu wadahpun bervariasi antara Rp 7.500 - Rp 10.000. "Sehari laku 20-30 wadah. Lumayan bisa nabung untuk lebaran," terang Wahyu.

Banyak warga lokal maupun luar kota yang sengaja membeli atau berburu jambu merah delima yang banyak digelar warga di sepanjang jalan Kalijajar. Selain buahnya fresh harganya juga lebih miring.

Salah satunya, Riswiyanto (50), warga Undaan, Kudus. Pengusaha beras itu sengaja mampir ke jalan Kalijajar, usai menemui rekanan di Demak, untuk membeli jambu merah delima sebagai oleh-oleh untuk keluarganya di rumah.

"Yang membedakan jambu merah delima dengan jambu air lainnya, buahnya tebal, renyah dan manis. Rasanya mantap. Cocok buat buka puasa," kata Riswiyanto.

Hal senada disampaikan oleh pembeli lainnya, Ismail, warga Sayung, Demak. Menurutnya, jambu merah delima menu wajib saat berbuka puasa karena buahnya yang manis dan segar.

"Buka puasa serasa kurang lengkap tanpa jambu merah delima," kata Ismail. (Ari Widodo)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini