Lokasi wisata ini ditandai dengan keberadaan sebuah bunker bawah tanah berikut sepucuk meriam yang terletak tepat di puncak bukit.
Untuk menuju kemari kita harus menapaki puluhan anak tangga terjal. Cocok bagi mereka yang jarang berolah raga karena lintasan tersebut cukup membuat napas tersengal.
Untuk itu disarankan membawa perlengkapan seperlunya saja.
Wisatawan menikmati panorama di turunan bukit benteng Jepang, dari jauh tampak gugusan Bukit Barisan (Serambi Indonesia/ Nurul Hayati)
Namun agar tak berpanas-panas ria setiba di atas puncak bukit, ada baiknya membawa serta pelindung berupa topi atau kacamata.
Semua itu terbayar lunas tatkala sampai di puncak bukit dan melepas pandang menatap Samudera Hindia yang biru membentang.
Jika cuaca sedang cerah, kita juga bisa melihat gugusan Bukit Barisan yang menghijau di kejauhan.
Wisata Anoi Itam
Anoi Itam memiliki keunikannya tersendiri yang tidak dimiliki oleh pantai lain di Pulau Weh, yaitu jenis pasirnya yang berwarna hitam.
Sesuai dengan namannya ‘Anoi’ bermakna pasir dan ‘itam’ bermakna hitam. Butiran pasirnya lebih besar, tapi tidak kasar. Anoi Itam diselubungi bukit-bukit kecil yang sanggup didaki.
Sekeliling pantainya adalah batuan karang dengan air jernih bagaikan cermin raksasa. Tempat wisata ini jauh dari hiruk pikuk dan tersembunyi di balik bebukitan.
Debur ombak yang tenang dengan semilir angin yang lembut membelai terasa melenakan. Tempat ini menawarkan sensasi lebih dekat dengan alam yang mendamaikan jiwa sekaligus menenteramkan pikiran.
Rujak Sabang
Selain benteng Jepang dan pantainya yang jernih lagi berkarang, di sinilah tempat rujak Sabang yang kesohor.
Tak perlu takut keroncongan karena di Anoi Itam banyak terdapat kafe yang menawarkan makanan dan tentu saja minuman pelepas dahaga.