News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Jatim

Museum Mahanandi Surabaya, Simpan Manuskrip Al-Kitab Kuno dari Kulit Domba dan Uang Zaman Majapahit

Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Manuskrip Al-Kitab Kuno berbahasa Semit Ge ez di Museum Mahanandi Surabaya.

Laporan Wartawan Surya, Wiwit Purwanto

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Selain arca lembu Mahanandi yang tersimpan rapi di Museum Mahanandi milik Johan Yan, di Jalan Jemursari 85 B, Surabaya, ada juga benda bersejarah lainnya.

Di museum milik seorang motivator budaya kelahiran Medan 7 Juli 1974 tersebut juga mengoleksi tiga dokumen gereja penting, dan sejumlah uang kuno zaman Majapahit.

Di antaranya beberapa dokumen gereja, yakni patung kayu Mater Dolorosa dan manuskrip perkamen Al-Kitab berbahasa Semit Ge'ez.

Penerima anugerah kehormatan 10 orang berpengaruh di bidang budaya di Indonesia atau The Outstanding Young Persons (TOYP) oleh Junior Chamber International atau JCI (2012) ini, menjelaskan Mater Dolorosa adalah Patung Bunda Maria Berdukacita dari Peru.

"Patung kayu tahun 1736 itu melukiskan sosok Bunda Maria yang sedang sedih karena anaknya tersalib," katanya.


Patung kayu Mater Dolorosa. (Surya/Wiwit Purwanto)

Bajunya dilukis dengan tinta emas, dengan mahkota perak murni berlambang jilatan api Pentakosta.

Di bagian tangan kirinya sosok Bunda Maria itu memegang rosario perak dengan simbol hati kudus yang berduka berbentuk iconografi Mater Dolorosa.

Patung itu berhiaskan batu permata zambrud di sekujur jubahnya.

Baca juga: Arca Lembu Mahanandi di Surabaya Ini Nilainya Rp 60 Miliar

Menurut Johan Yan, Patung Mater Dolorosa itu merupakan benda cagar budaya rakyat Peru No. 0519-2013-DRE-DGDP/MC yang memiliki makna penting dalam perkembangan spiritualitas Katholik di Peru.

Untuk itulah, Kementerian Budaya Peru, diwakili Direkturat Kebudayaan Peru (cultural de la republica del Peru), Katie Navarro Vasquez, memberikan surat pengakuan cagar budaya kepada Miguel Gil Meza selaku Especialista en Arte, yang menyertai kedatangan patung ini masuk ke Indonesia.

Ia mengakui, sepertiga umurnya digunakan untuk mengumpulkan semua harta gereja dari seluruh penjuru dunia.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini