TRIBUNNEWS.COM - Penggemar mi ayam jangan sampai melewatkan kedai ini. Meski tempatnya kecil, gerai Pak Tua menawarkan mi ayam istimewa.
Belum lagi, ceker ayam lembut seabrek abrek yang memenuhi mangkok. Tak heran, tempat ini selalu ramai pengunjung.
Warung yang sudah eksis sejak 1955 ini menyandang nama sesuai dengan panggilan para pelanggannya ke Darto Wiyono.
Darto sang pendiri kedai, sudah almarhum delapan tahun lalu.
Penampilan warung Pak Tua tergolong sederhana. Di dalam warung yang buka setiap hari ini hanya ada bangku dan meja panjang dengan daya tampung maksimal 15 orang.
Warung yang buka pukul 8.30 pagi hingga pukul 9 malam ini, ramai sepanjang siang hingga sore hari.
Hanya dua masakan yang tersaji di menu Pak Tua, yakni mi ayam ceker dan mi yamin. Menurut Iman, anak lelaki Darto yang kini mengurus kedai, kedua menu ini sama larisnya.
Perbedaannya hanya pada cara penyajian. Jika mi ayam menggunakan kuah, mi yamin disajikan kering.
Iman dan dua karyawannya akan langsung merebus mi dan potongan sayur sawi dalam baskom berisi kuah kaldu panas sesuai pesanan.
Tak sampai lima menit, mi dan sayur yang sudah matang diangkat, ditiriskan dan diaduk di atas mangkok berbumbu. Anda bisa minta tambahan ceker sebanyak yang Anda suka dengan gratis
Bicara soal tampang, selain ceker ayam rebus yang banyak, mi ayam Pak Tua tidak berbeda dengan kebanyakan mi ayam di Jakarta. Ukuran mi tipis.
Pelengkapnya, dua butir bakso yang berendam dalam mangkok kecil berisi kuah kaldu. Sayangnya, sejak beberapa tahun lalu, warung ini tak lagi membuat pangsit goreng yang terkenal enak dan renyah.
Mumpung mi masih hangat, langsung saja jajal. Legakan dulu tenggorokan dengan menyesap sesendok kuah kaldu. Meski tidak ditambah garam dan penyedap, kuah bening yang sedikit berminyak ini rasanya gurih.
Jangan lupa membubuhkan sambal. Tak perlu banyak karena sambal yang tersaji di Pak Tua sangat pedas.
Tekstur mi pas karena tak lembek, juga tidak keras. Rasa gurih dan manis datang dari rendaman kaldu dan suwiran daging ayam. Setelah itu kunyah baksonya yang empuk.
Cukup enak meski bumbunya nyaris tidak terasa. Setelah semua tandas, baru kita nikmati ceker yang masih berenang di kuah kaldu. Ceker lembut ini langsung rontok dari tulang saat dihisap.
Risma, warga Bogor yang hampir tiap minggu mampir di warung Pak Tua, menilai mi buatan Iman sangat pas di lidah. Tapi, Risma mengaku hanya mau pesan, jika Iman langsung yang meracik bumbu.
Saking kesengsem dengan mi ayam Pak Tua, Risma yang bekerja sebagai kontraktor, pernah menawarkan tempat gratis bagi Iman jika ingin membuka cabang di Bogor. Sayang, Iman tidak mau karena tidak menemukan bahan mi yang sesuai.
Kelebihan mi ayam yang dibanderol seharga Rp 15.000 per porsi ini berasal dari kaldu cekernya. Setiap hari Iman membeli berkilo-kilogram ceker ayam untuk bahan kaldu. (Surtan Siahaan)
Mi Ayam Pak Tua
Jalan Sapta Taruna 1 Lebak Bulus, Jakarta Selatan
Koordinat GPS: -6.287777, 106.773366