Laporan Wartawan Tribun Bali, Ayu Dessy Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA - Rumah makan dengan hidangan spesialis sambal, itulah yang menjadi konsep dari D’Sambal.
Berlokasi di Jalan By Pass Ngurah Rai Jimbaran, Badung, Bali atau 10 meter sebelah traffic light Taman Griya, D’Sambal menghadirkan 36 jenis sambal dengan level kepedasan berbeda.
Pemilik D’Sambal, Made Sariada, mengungkapkan dibukanya rumah makan ini karena hobi sang istri yang suka masak.
Selain itu, Made dan istri pun menyukai masakan dengan citarasa yang pedas.
Sambal cumi D'Sambal Jimbaran Bali. (Tribun Bali/Ayu Dessy Wulansari)
“Awalnya dulu buka Chinese food, namun tidak ada yang bisa dibuat unik. Terus sempat jalan-jalan di Yogyakarta yang mana banyak ada tempat makan yang menjual masakan pedas dan serba sambal. Karena tidak terlalu suka Chinese food, akhirnya berpikir kenapa tidak membuka tempat makan dengan konsep yang ada di sana dan dibawa ke Bali,” ujarnya.
Dari sekian banyak jenis sambal, Made menambahkan varian lainnya, terutama sambal khas Bali, seperti sambal embe dan sambal bongkot.
Semua sambal yang disajikan dibuat dalam keadaan fresh atau dibuat jika ada pemesanan.
Kualitas dari segi rasa dan porsinya pun menjadi hal yang diperhatikan.
Meski harga cabai yang menjadi bahan utama pembuatan sambal mengalami harga tidak stabil di waktu tertentu, namun Made tidak mengurangi atau mengganti cabai dengan jenis lainnya.
“Dulu ada pelanggan yang komplain karena rasa sambal beda dari biasanya. Sejak itu tidak pernah mengurangi jumlah cabai yang digunakan karena berpengaruh ke rasanya. Anggap itu sebagai resiko jika harga cabai sedang naik. Soal rasa masakan itu hal yang sensitif,” ucap Made.
D’Sambal Jimbaran Bali. (Tribun Bali/Ayu Dessy Wulansari)
Wulan dan Bella, dua pengunjung rumah makan D’Sambal mengaku menyukai rasa dari sambal yang dihidangkan.
Kedua mahasiswi Universitas Udayana tersebut sudah dua kali datang dan menyantap hidangan di D’Sambal.