Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Menyusuri beberapa candi di wilayah Sleman, bisa menjadi alternatif wisata yang menarik dan murah.
Dari sekian banyak candi yang ada di wilayah Sleman, Candi Banyunibo layak masuk ke dalam daftar tujuan anda.
Candi ini berada tidak jauh dari kompleks Ratu Boko, Candi Barong, dan Candi Ijo, di Dusun Cepit, Desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta.
Candi ini berada menyendiri di area perkebunan dan persawahan milik warga.
Candi Banyunibo di Dusun Cepit, Desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. (Tribun Jogja/Hamim Thohari)
Candi Banyunibo adalah candi Budha dan dibangun pada sekitar abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno.
Pada bagian atas candi ini terdapat sebuah stupa yang merupakan ciri khas agama Buddha.
Candi ini ditemukan dalam keadaan runtuh pada bulan November 1940 dan kemudian mulai digali dan diteliti pada tahun 1942.
Sampi tahun 1962 berhasil menyelesaikan pemugaran pada bagian kaki candi, tubuh candi, serta pagar sisi utara.
Pemugaran seluruhnya selesai pada tahun 1978.
Arti nama candi ini yaitu banyunibo yang berarti air jatuh-menetes (dalam bahasa Jawa) walaupun di candi ini tidak ada tetesan air ataupun sumber air di sekitar candi.
Candi Banyunibo termasuk bangunan suci Buddha yang cukup kaya akan hiasan (ornamen).
Hampir pada setiap bagian candi diisi oleh bermacam-macam hiasan dan relief.
Candi Bunyunibo terdiri dari satu buah bangunan induk dan enam buah candi perwara yang terdiri dari tiga buah candi perwara selatan dan tiga buah perwara timur.
Candi induk Banyunibo menghadap ke arah barat, pada bagian kiri dan kanan tangga terdapat pipi tangga yang terdapat pahatan tokoh-tokoh yang belum dapat diketahui identitasnya.
Pada ambang pintu masuk terdapat hiasan Kalamakara, sedangkan pada bagian ujung pipi tangga terdapat hiasan makara yang berakhir dengan relief singa.
Candi Banyunibo memiliki tubuh yang tambun.
Candi Banyunibo. (Tribun Jogja/Hamim Thohari)
Pada dinding candi sebelah selatan terdapat relief seorang wanita yang dikerumuni anak-anak, sedangkan relief di dinding utara menggambarkan seorang pria dalam posisi.
Candi Banyunibo mempunyai ukuran 15,3 x 14,25 meter dengan tinggi 14,25 meter.
Tinggi kaki candi adalah 2,5 meter, masing-masing sudut candi terdapat Jaladwara yang berfungsi sebagai saluran air hujan.
Pada bagian kaki candi, pada masing-masing sisinya dibagi menjadi beberapa bidang yang berisi hiasan berupa tumbuh-tumbuhan yang keluar dari pot-pot bunga yang dianggap sebagai lambang kehidupan dan kesuburan.
Di atas kaki candi terdapat selasar yang berfungsi sebagai jalan untuk mengelilingi candi.
Di dalam tubuh candi terdapat bilik yang berukuran 6,8x4,5 meter.
Bagian dinding candi terdapat jendela-jendela.
Relief Candi Banyunibo. (Tribun Jogja, Hamim Thohari)
Atap candi bagian bawah berbentuk daun bunga padma (ghanta) yang di atasnya diletakan puncak atap berbentuk stupa.
Pada bagian dinding candi sebelah selatan terdapat pahatan relief seorang wanita yang disebut sabagai Dewi Hariti.
Dewi Hariti dalam agama Budha dianggap sebagai perwujudan dari Dewi Kesuburan.
Untuk menikmati keindahan Candi Banyunibo pengunjung hanya dikenai biaya masuk sebesar Rp 2.000.
Jika anda dari pusat kota Yogyakarta dan ingin mengunjungi candi Banyunibo arahkan kendaraan anda ke timur menuju arah Candi Prambanan . Sesampainya di persimpangan Prambanan atau pasar Prambanan , belok kanan di lampu lalu lintas . Terus lurus selama sekitar 15 menit sampai Anda menemukan tanda jalan yang menunjukkan arah ke kuil Banyunibo . Ikuti tanda jalan sampai Anda menemukan candi.