News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Sejarah

Semerbak Wisata Sejarah Islam di Kampung Kauman, Yogyakarta

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Langgar Ar-Rosyad dibangun pada tahun 1951 adalah sebuah masjid kecil yang dikhususkan untuk tempat beribadah kaum perempuan di sekitar Kauman, DI Yogyakarta.

TRIBUNNEWS.COM - Bulan puasa sering menjadi alasan untuk menghentikan sejenak kegiatan traveling.

Namun, hal tersebut tidak menghalangi para Traveler Kaskus untuk tetap menjelajahi kearifan lokal di salah satu perkampungan Yogyakarta.

Bulan Ramadhan tahun ini, Traveler Kaskus kembali mengadakan acara Traveler Berbagi kepada anak-anak Panti Asuhan di Kampung Kauman, Sabtu (27/6) lalu.

"Sebelumnya, Traveler Berbagi adalah acara rutin yang diadakan setiap bulan Ramadhan sejak tahun 2011 di Jakarta. Tetapi tahun ini, anggota komunitas di regional Yogyakarta yang mengadakan. Tetapi pesertanya ada yang datang dari Jakarta, Kediri, dan Bandung," ujar Ridho Mukti, selaku Ketua Panitia Traveler Berbagi tahun 2015.

Konsep yang diusung setiap tahun hampir sama, yaitu datang ke suatu tempat yang mengandung nilai sejarah.


Anwar Bustami, pemandu wisata Saba Kampung Kauman menjelaskan tentang seluk beluk sejarah Islam yang ditunjukkan dengan berbagai macam peninggalan di Kampung Kauman, DI Yogyakarta. (Kompas.com/ Adhika Pertiwi)

Tahun ini yang dipilih adalah Kampung Kauman yang memiliki peran dalam sejarah perjuangan Islam dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Acara yang dimulai pada pukul 15.30 WIB ini diawali dengan perjalanan dari Pagongan di pelataran Masjid Gedhe Kauman.

Sebanyak 20 orang anak-anak panti asuhan dan 30 orang anggota Traveler Kaskus mulai berjalan mengelilingi perkampungan didampingi oleh Anwar Bustami, pemandu wisata dari pemuda SAKA (Saba Kampung Kauman).

Perjalanan diawali dengan mengunjungi Kawedanan Pengulon, dulunya menjadi tempat dinas Kiai Penghulu yaitu Kantor Menteri Agama di wilayah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

"Tugas dari Penghulu di sini adalah sebagai pemimpin kegiatan keagamaan di lingkungan Keraton sekaligus sebagai pimpinan Masjid Gedhe Kauman sebagai masjid induk yang ditandai dengan atap bersusun tiga. Ada juga pendopo Majelis Surambi sebagai pengadilan agama di zaman dulu," ujar Anwar.


Monumen Syuhada Fisabilillah ini bertuliskan nama pejuang yang gugur saat mempertahankan kemerdekaan saat Agresi Militer Belanda antara tahun 1946 hingga 1949 di Kampung Kauman, DI Yogyakarta.  (Kompas.com/ Adhika Pertiwi)

Perjalanan dilanjutkan melewati Monumen Syuhada Fisabilillah yang bertuliskan nama warga Kauman yang ikut berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia saat Agresi Militer Belanda pada tahun 1946 hingga 1949.

"Di balik monumen ini, juga terdapat komplek pemakaman Nyai Ahmad Dahlan, istri dari KH Ahmad Dahlan, sang pendiri Muhammadiyah," kata Anwar.

Pemberhentian ketiga adalah sebuah langgar (masjid kecil) khusus perempuan yang dibangun pada tahun 1951.

Di Kauman sendiri terdapat dua langgar khusus perempuan dan langgar khusus lelaki.

Setelah mengunjungi langgar, rombongan melanjutkan kegiatan membeli takjil di pasar sore Ramadhan Kauman.

"Panitia memberikan uang Rp 10.000 kepada rombongan untuk dibelanjakan takjil di pasar sore. Berbagai macam makanan khas seperti Kicak, Kipow, Jadah Manten, dan berbagai lauk ada di pasar yang buka hanya saat bulan puasa ini," kata Anwar.

Keseruan berbelanja di pasar sore tersebut diakhiri dengan melihat Langgar Kidul KH Ahmad Dahlan di mana terdapat goresan paku KH Ahmad Dahlan saat pertama kali mengubah arah kiblat yang disesuaikan dengan arah Kabah di Mekah.

Acara Traveler Berbagi di perkampungan Kauman ini diakhiri dengan buka bersama di Pagongan Masjid Gedhe Kauman. (Kontributor Travel, Adhika Pertiwi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini