Laporan Wartawan Tribun Jogja, Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, WONOSOBO - Tak afdol rasanya jalan-jalan ke Dieng tanpa oleh-oleh manisan Carica.
Buah tangan yang segar disajikan dingin ini sangat gampang diperoleh. Buah yang nama latinnya Carica Pubescens ini masih satu keluarga dengan Pepaya.
Tak heran ia juga dikenal dengan sebutan Pepaya gunung, karena hanya bisa tumbuh baik di pegunungan tinggi.
Lebih cocok lagi di ketinggian di atas 2.000 meter di atas permukaan laut. Dieng sangat cocok jadi lahan tumbuh tanaman asal pegunungan Andes di Amerika Selatan ini.
Dengan kawasan yang cukup luas di Dieng, dengan level ketinggian yang berbeda-beda, tumbuh beberapa jenis Carica sesuai lokasi tumbuhnya.
Carica Sikunir, artinya tanaman Carica yang tumbuh di Sembungan dan sekitarnya, punya karakter khas.
Sembungan diklaim sebagai desa berpenghuni tertinggi di pulau Jawa. Ketinggiannya di atas 2.000 mdpl.
Di desa ini terdapat spot untuk menyaksikan matahari terbit di puncak bukit Sikunir (2.300 mdpl). Di lereng-lereng bukit di Sembungan inilah tumbuh semarak Carica Sikunir.
"Carica Sikunir ini dijamin lebih tebal dan kenyal dagingnya, dibanding yang tumbuh di Batur, atau desa-desa di bawah sana," kata Bu Khozin, pemilik usaha UD Pondok Mulya, Sembungan, Dieng, Wonosobo, akhir Juni.
Keluarga Khozin mengelola pengolahan hingga pengemasan manisan Carica Sikunir.
Pasarnya telah membentang dari Dieng, Wonosobo, Semarang, Yogya, hingga Surabaya dan Jabodetabek. Produksinya cukup besar dengan bahan baku dari Sembungan dan sekitarnya.
"Di Batur atau di Patakbanteng, agak di bawah sana, daging Carica lebih tipis. Mungkin ya karena ketinggian lokasinya berpengaruh pada perkembangan pohon Caricanya," kata ibu tiga anak, dua di antaranya kuliah dan tinggal di Yogyakarta.
Ia mempekerjakan tak kurang 10 pekerja jika di puncak musim panen Carica.