Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Yayu Fathilal
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Sekilas tak ada yang istimewa dari tempat ibadah yang satu ini, yaitu Langgar Bintang.
Dari segi bangunannya biasa saja. Ukurannya kecil dan bangunannya tidak ada tulisan namanya.
Walau begitu, musala atau langgar ini ternyata terkenal hingga ke Hadramaut, Yaman Selatan.
Buktinya, tiap sebulan sekali selalu ada ustaz dari Hadramaut yang berceramah di sini. Orangnya berbeda-beda.
Mereka ini berceramah ke warga sekitar dalam Bahasa Arab. Agar warga mengerti, ada ustaz orang Banjar yang menerjemahkannya.
Langgar Bintang di Banjarmasin. (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)
Sesepuh Langgar Bintang, HM Husaini mengatakan pihaknya tidak pernah mengundang ustaz-ustaz dari Yaman itu.
"Mereka yang datang kemari bersama ustaz-ustaz orang Banjar. Saya sendiri heran mereka tahu langgar ini dari mana, tetapi mereka ceramah di sini sebulan sekali. Mungkin ustaz-ustaz orang Banjar itu yang bercerita tentang langgar ini. Berarti langgar ini terkenal hingga ke Yaman," ujarnya.
Para ustaz dari Hadramaut ini mulai berceramah di masjid tersebut sejak dua atau tiga tahun silam.
Menurut sejarahnya, dulu di masa penjajahan Belanda, pernah ada satu habib atau ustaz dari Hadramaut yang berceramah di sini sekali.
"Setelah itu tidak pernah lagi. Saya tidak tahu pasti apakah ustaz yang dulu dengan yang sekarang ini ada hubungan atau tidak, yang jelas mereka ini, kata orang Banjar, seperti mangariyau atau memanggil lagi dengan ustaz-ustaz yang sekarang ini untuk berceramah di sini seperti yang dulu," katanya.
Langgar ini terletak di Jalan Panglima Batur nomor 21/76 RT 09 RW 01, Kelurahan Surgi Mufti, Kecamatan Banjarmasin Utara, kode pos 70122, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Jalan Panglima Batur bukanlah jalan terkenal di Banjarmasin.
Jalan ini sempit, bisa dikatakan seperti gang kecil yang dipenuhi perumahan warga yang berdempetan.
Langgar ini tak memiliki papan nama atau tulisan namanya di bagian depannya.
Bagi yang tak mengetahuinya tak akan tahu bahwa langgar ini bernama Langgar Bintang kecuali jika bertanya ke warga setempat.
Namanya cukup unik karena biasanya tempat ibadah umat Islam memakai nama yang bernuansa Arab.
Menurutnya, langgar ini dinamai demikian karena tanah tempat dibangunnya langgar ini adalah wakaf milik warga setempat bernama Gusti Bintang.
"Untuk menghormati Gusti Bintang lantas langgar ini dinamai atas namanya," katanya.
Langgar Bintang di Banjarmasin. (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)
Secara bangunannya biasa saja. Tak ada yang istimewa dengan langgar ini.
Interior dan eksteriornya sederhana sekali. Bangunannya berlantai satu saja. Materialnya kayu, hanya terasnya yang berbahan semen.
Kubahnya pun biasa saja dan ukurannya kecil, bahannya seng.
Di tempat imamnya pun biasa saja, hanya ada kaligrafi di atas pintunya dan di dinding di depan tempat imam dan ada lagi sebuah mikrofon.
Di samping kanan dan kirinya ada pajangan dinding bertulisan kaligrafi Arab, yaitu Allah dan Muhammad Rasulullah.
Langit-langitnya pun tergolong biasa saja. Hanya ada lampu hias kecil ditempelkan di situ.
Atap Langgar Bintang di Banjarmasin. (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)
Di bagian belakangnya, ada teras kecil yang langsung terhubung ke sungai. Menurutnya, langgar ini sudah sangat tua.
Dulu pernah terbakar pada 1952.
"Sebelum itu langgar ini kan sudah ada. Mungkin dari zaman Belanda dulu. Saya tak tahu persis juga kapan waktu pembangunannya karena saya tak berasal dari Banjarmasin tetapi dari kota Pelaihari, Kabupaten Tanahlaut. Saya tinggal di sini sejak 1956 karena menikah dengan perempuan sini," katanya.