Di tengah perjalanan yang maha luas mereka bertemu di suatu jalur. Namun tak lama setelah itu, angin kecang dan ombak besar mengombang-ambingkan kapal. “Yang di atas kapal ini berteriak-teriak ketakutan,” katanya lagi.
Ombak yang tinggi dan angin kencang itu akhirnya mendorong kapal-kapal itu ke sebuah karang.
“Kapalnya pecah, penumpangnya tenggelam. Anak perawan yang mau menikah tadi, akhirnya menjadi Pulau Derawan (perawan), ibunya berubah menjadi Pulau Semama (mama) dan kakaknya berubah menjadi Pulau Kakaban (kakak),” tuturnya.
Seluruh anggota keluarga itu pun berubah menjadi pulau, termasuk calon mempelai pria yang berubah menjadi Pulau Sangalaki (laki-laki), sementara calon mertua mempelai wanita dalam kisah tadi menjadi Pulau Maratua (Mertua).
“Tapi itu hanya cerita masyarakat saja, kita tahu pulau itu terbentuk dari peristiwa geologis ribuan atau jutaan tahun lalu,” kata Rifai mengakhiri cerita itu.
Saya cukup beruntung, karena saya bisa mengunjungi semua pulau yang ada dalam kisah itu, kecuali Pulau Panjang. Tidak ada yang bersedia mengantar saya ke pulau itu, karena menurut warga, pulau itu kelewat angker.
Dari Pulau Derawan ke Pulau Semama, dilanjutkan ke Pulau Sangalaki, Kakaban dan tujuan terakhir saya ke Pulau Maratua, pulau favorit saya.
Tanpa mengesampingkan keindahan Pulau Derawan dan pulau-pulau lain di sekitarnya, saya menjadikan pulau ini sebagai pulau favorit.
Pasalnya di pulau ini, air lautnya jernih, cukup luas dan tenang dan yang terpenting, ada penghuninya. Dari lima pulau yang saya kunjungi, hanya Pulau Derawan dan Maratua yang terdapat perkampungan penduduk.
Pulau ini ibarat surga yang diwariskan oleh ibu mertua dalam cerita di atas. Salah seorang turis asing bernama William mengaku sangat terpesona dengan pulau yang berbatasan langsung dengan perairan Filipina dan Malaysia ini.
“Saya pernah berkunjung ke Bali, tapi Bali tak bisa dibandingkan dengan pulau ini,” kata William yang berasal dari Oregon, Amerika Serikat ini.
“Kupikir aku akan menjadikan pulau ini sebagai pulau favoritku,” sambungnya.
William pun sempat bertanya, dari mana asal usul nama pulau yang menurutnya eksotis untuk diucapkan oleh orang barat.
Dengan bahasa Inggris yang pas-pasan, saya hanya mengatakan nama pulau ini memiliki arti ‘mertua’. “It’s a lovely name for an island,” ujarnya dengan nada yang aneh dan sambil tertawa, seolah tak percaya jika pulau ini diberi nama ‘ibu mertua’. (Geafry Necolsen)