Laporan Wartawan Tribun Jogja, Rento Ari Nugroho
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Setelah sukses pada penyelenggaraan sebelumnya, untuk ke-6 kalinya Dinas Pariwisata DIY akan menggelar Festival Malioboro 2015.
Berbagai agenda menarik diusung dalam acara ini.
Diharapkan, acara tersebut dapat menghibur para wisatawan yang sedang berkunjung ke DIY, serta memerkuat eksistensi Malioboro sebagai satu ikon kepariwisataan DIY.
Kepala Seksi Promosi Dinas Pariwisata DIY, Putu Kertiyasa mengatakan, Malioboro merupakan denyut nadi perdagangan dan pusat belanja mulai dari pernik cantik, cinderamata unik, batik klasik, emas dan permata, hingga peralatan rumah tangga.
Bagi penggemar cinderamata, Malioboro menjadi surga perburuan yang mengasyikkan.
"Berjalan kaki di bahu jalan sambil menawar aneka barang yang dijual oleh pedagang kaki lima akan menjadi pengalaman tersendiri. Aneka cinderamata buatan lokal misalnya batik, hiasan rotan, perak, kerajinan bambu, wayang kulit, blangkon, miniatur kendaraan tradisional, aksesoris, hingga gantungan kunci, semua bisa ditemukan dengan mudah," katanya dalam keterangan resmi, Senin (20/7/2015).
"Jika pandai menawar, barang-barang tersebut bisa dibawa pulang dengan harga yang terbilang murah," ujarnya.
Putu melanjutkan, selain menjadi pusat perdagangan, jalan Malioboro merupakan bagian sumbu imajiner yang menghubungkan pantai Parangtritis, Panggung Krapyak, Kraton Yogyakarta, Tugu dan Gunung Merapi. Tempat ini pernah menjadi sarang serta panggung pertunjukan para seniman Malioboro pimpinan Landu Paranggi.
"Dari mereka pulalah budaya duduk lesehan sembari mendengarkan pengamen jalanan mendendangkan lagu "Yogyakarta" milik Kla Project akan menjadi pengalaman yang membekas di hati," ulas Putu.
Malioboro, lanjutnya, kini telah menjadi magnet bagi siapa saja yang pernah, bahkan belum pernah mengunjunginya, hanya dari cerita orang. Sehingga tidak berlebihan orang datang ke Yogyakarta belum lengkap apabila belum berkunjung ke Malioboro. Jalan ini kini menjadi ikon pariwisata DIY.
"Hal ini didukung dengan diselenggarakannya beragam event budaya di kawasan Malioboro, satu di antaranya adalah Festival Malioboro. Pada 2015 ini event ini akan kembali digelar, yang merupakan event ke-6 kalinya," ujar Putu.
Berbagai agenda kegiatan disusun di acara ini mulai dari pementasan kesenian dari IKPMD musik indie, symphony Indonesia, Komunitas Malioboro, Komunitas Sanggar Jogja, Pameran Produk UMKM, fashion show, kuliner, lomba penataan lesehan Malioboro, lomba mewarnai, pameran batu mulia, serta penampilan band Ibukota yaitu Seventeen.
Penyelenggaraan Festival Malioboro 2015 ini menurut Putu diharapkan dapat menghibur para wisatawan yang sedang berkunjung ke DIY.
Acara ini akan diselenggarakan pada 24-26 Juli 2015. Setiap harinya acara akan berlangsung mulai pukul 09.30 hingga 22.00.
"Selain itu, acara ini juga diharapkan dapat memerkuat eksistensi Malioboro sebagai satu ikon kepariwisataan DIY," tutupnya.(*)