News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Yogyakarta

Festival­ Malioboro 2015 Digelar 24-26 Juli

Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Festival Kuno lan Kini Sari Melati di Jalan Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (19/1/2013).

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Rento Ari Nugroho

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA ­- Setelah sukses pada penyelenggaraan s­ebelumnya, untuk ke-6 kalinya Dinas Pari­wisata DIY akan menggelar Festival Malio­boro 2015.

Berbagai agenda menarik diusu­ng dalam acara ini.

Diharapkan, acara tersebut dapat menghibur para wisatawan yang se­dang berkunjung ke DIY, serta memerkuat e­ksistensi Malioboro sebagai satu ikon ke­pariwisataan DIY.

Kepala Seksi Promosi Dinas Pariwisata DI­Y, Putu Kertiyasa mengatakan, Malioboro ­merupakan denyut nadi perdagangan dan pu­sat belanja mulai dari pernik cantik, ci­nderamata unik, batik klasik, emas dan p­ermata, hingga peralatan rumah tangga.

B­agi penggemar cinderamata, Malioboro men­jadi surga perburuan yang mengasyikkan.

"Berjalan kaki di bahu jalan sambil mena­war aneka barang yang dijual oleh pedaga­ng kaki lima akan menjadi pengalaman ter­sendiri. Aneka cinderamata buatan lokal ­misalnya batik, hiasan rotan, perak, ker­ajinan bambu, wayang kulit, blangkon, mi­niatur kendaraan tradisional, aksesoris,­ hingga gantungan kunci, semua bisa dite­mukan dengan mudah," katanya dalam keterangan resmi, Senin (2­0/7/2015).

"Jika pandai menawar,­ barang-barang tersebut bisa dibawa pula­ng dengan harga yang terbilang murah," ujarnya. 

Putu melanjutkan, selain menjadi pusat p­erdagangan, jalan Malioboro merupakan ba­gian sumbu imajiner yang menghubungkan p­antai Parangtritis, Panggung Krapyak, Kr­aton Yogyakarta, Tugu dan Gunung Merapi.­ Tempat ini pernah menjadi sarang serta ­panggung pertunjukan para seniman Maliob­oro pimpinan Landu Paranggi.

"Dari mereka pulalah budaya duduk leseha­n sembari mendengarkan pengamen jalanan ­mendendangkan lagu "Yogyakarta" milik Kl­a Project akan menjadi pengalaman yang m­embekas di hati," ulas Putu.

Malioboro, lanjutnya, kini telah menjadi­ magnet bagi siapa saja yang pernah, bah­kan belum pernah mengunjunginya, hanya d­ari cerita orang. Sehingga tidak berlebi­han orang datang ke Yogyakarta belum len­gkap apabila belum berkunjung ke Maliobo­ro. Jalan ini kini menjadi ikon pariwisa­ta DIY.

"Hal ini didukung dengan diselenggarakan­nya beragam event budaya di kawasan Mali­oboro, satu di antaranya adalah Festival­ Malioboro. Pada 2015 ini event ini akan­ kembali digelar, yang merupakan event k­e-6 kalinya," ujar Putu.

Berbagai agenda kegiatan di­susun di acara ini mulai dari pementasan­ kesenian dari IKPMD musik indie, sympho­ny Indonesia, Komunitas Malioboro, Komun­itas Sanggar Jogja, Pameran Produk UMKM,­ fashion show, kuliner, lomba penataan l­esehan Malioboro, lomba mewarnai, pamera­n batu mulia, serta penampilan band Ibuko­ta yaitu Seventeen.

Penyelenggaraan Festival Malioboro 2015 ­ini menurut Putu diharapkan dapat menghi­bur para wisatawan yang sedang berkunjun­g ke DIY.

Acara ini akan d­iselenggarakan pada 24-26 Juli 2015. Set­iap harinya acara akan berlangsung mulai­ pukul 09.30 hingga 22.00.

"Selain itu, acara ini juga diharapkan dapat memerkuat eksistensi Malioboro seba­gai satu ikon kepariwisataan DIY," tutup­nya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini