Oleh karena itu, pengunjung pun diminta berhati-hati ketika melewati jalanan tersebut.
Selain cukup curam, kondisi yang lembab dan cenderung basah, membuat akses jalan tanah ini cukup licin. Apalagi jika hujan sedang turun.
Suryani, siswi SMA yang mengaku baru pertama kali ke sini, ini pun menyatakan hal senada.
Seorang wisatawan sedang berpose di depan Air Terjun Pengibul di Bangli, Bali (Tribun Bali/ Cisilia Agustina Siahaan)
Meski merasa senang dengan keelokan air terjun Pengibul, namun Suryani berharap agar akses jalan dan fasilitas di obyek wisata ini dikembangkan agar pengunjung bisa merasa lebih nyaman.
“Iya, sedang kami upayakan untuk pembangunan akses yang lebih aman. Bahkan saat ini, kalau kebetulan sedang turun hujan, maka kawasan air terjun ini akan kami tutup karena berbahaya,” ujar pria yang akrab disapa Bansur ini.
Air Terjun ini dibuka setiap hari. Yakni mulai pukul 09.00 – 18.00 Wita.
Untuk memasuki kawasan objek wisata, pengunjung dikenakan biaya masuk Rp 5.000 sudah termasuk parkir.
Biaya tiket masuk ini pun sudah berlaku untuk kedua objek wisata sekaligus, yakni Pengibul dan Tibumana.
Pesona Air Terjun Bertingkat
Jika air terjun Tibumana tampil seperti air terjun kembar, berbeda lagi dengan air terjun Pengibul. Penampakan Air Terjun Pengibul ini adalah air terjun bertingkat.
Dengan debit air yang besar, air mengalir dari air terjun di atas hingga ke yang bagian bawah, tampak dan terdengar cukup deras.
Air ini kemudian mengalir menuju Tukad Yeh Empel. Yang mana, tak jarang pengunjung obyek wisata satu ini menyebutnya dengan Air Terjun Yeh Empel.
Batu-batuan besar masih tampak alami berada di kawasan ini.
Dan, biasanya para pengunjung pun menaiki batu-batu tersebut untuk kemudian berfoto dan ber-selfie ria di atasnya.