Akses ini menawarkan pendakian dengan anak tangga hingga sampai ke puncak, atau sekitar 2,5 jam tanpa harus melewati hutan belantara dan bebatuan terjal.
Atau bagi yang suka tantangan, bisa melalui jalur cukup ekstrim yaitu jalur 54 yang ditempuh di kawasan penatapan yang terletak di jalan raya Medan-Berastagi.
Aksesnya lumayan sulit dan memakan waktu sampai 5 jam.
Gunung Sibayak berjarak sekitar 2 jam perjalanan dari Kota Medan. (Tribun Medan/Silfa Humairah)
Melewati hutan belantara, bebatuan terjal, jurang yang curam, namun banyak akan banyak menemukan aliran air gunung yang segar.
"Akses manapun yang pendaki pilih, ujungnya tetap akan membuat terperangah," kata pendaki yang sudah menaklukkan tiga akses ke gunung Sibayak.
Pantauan tribun travel, banyak pendaki yang melakukan pendakian malam dan camping untuk menunggu kilau kemunculan sinar matahari tepat di wajah.
Ya, demi melihat sunrise memang ramai pendaki memilih mendaki di malam hari, dan melakukan camping di sana.
Selama berada di atas, pendaki tidak pernah berhenti mendengar suara letusan dari kawah belerang.
Di dalam kawahnya ada batu cadas dengan kawah belerang dengan kandungan solfatara yang membuatnya tak pernah berhenti menyemburkan uap panas.
Uniknya, para pendaki yang kemping di lokasi kawah akan mendengarkan suara air mendidih dengan volume yang cukup besar.
Bahkan, ada juga yang bilang seperti suara pesawat sebelum terbang.
Utami Tanjung, pendaki pemula, menuturkan sempat berdebar-debar saat mendengar suara kawah, dan mengira gunung akan meletus.
Sementara, Arwan, pendaki yang sudah berulang kali mendaki Sibayak, mengatakan, di kawah ini juga sering dijadikan untuk upacara bendera saat 17 agustus.
Jika ingin lebih menikmati eksotisnya Gunung Sibayak, pendaki harus menuju puncak yang bernama Puncak Takal Kuda.