Kebab
Kemudian, perjalanan berlanjut sampai menemukan Al Hambra.
Di Al Hambra, penulis memesan surba adas dan lentil soup, kufta kebab, jus kurma, serta limun buah bersoda (fruit punch).
Untuk semua menu tadi, biaya yang dihabiskan Rp 248.500. Masih cukup masuk akal untuk menu nan mewah dan lezat kreasi restoran yang mentereng, resik, dan nyaman.
Kufta kebab direkomendasikan pramusaji setempat.
Di sini, daging untuk kufta kebab adalah daging kambing utuh, bukan giling.
Meski bukan daging giling, tekstur daging kambing panggang dan berbumbu rempah itu cukup lembut.
Sepotong daging ditaruh di roti hobus yang disobek, perpaduan sempurna di mulut.
Bisa juga dengan menyeruput surba adas, sup kuning yang berkuah amat kental sarat bahan dan bumbu yang dihaluskan. Sup itu juga amat pas menjadi sasaran cocol roti hobus.
Selepas menikmati teh hangat dan hujan telah reda, saat yang tepat untuk pulang.
Seluruh kenangan kuliner Timur Tengah masih melekat di lidah dan hati saat melaju menembus malam yang dingin menuruni Jalan Raya Puncak kembali ke dekapan kehidupan kota. (Ambrosius Harto/Ratih Prahesti Sudarsono)