Laporan Reporter Banjarmasin Post, Yayu Fathilal
TRIBUNNEWS.COM, KOTABARU - Kalimantan Selatan memiliki banyak pesona alam terpendam yang bisa dijadikan objek wisata.
Pesona alamnya yang masih alami, cukup menarik untuk dibahas.
Di antaranya adalah Air Terjun Tumpang Dua di Desa Sebelimbingan, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru.
Air terjun Tumpang Dua merupakan kawasan objek wisata yang sangat menarik, indah dan sejuk dengan fasilitas kolam renang alami yang sangat nyaman.
Di sana pengunjung bisa bersantai bersama keluarga dengan suasana alam pegunungan yang jarang terdapat di daerah lain.
Jernihnya aliran air dari Air Terjun Tumpang Dua (Banjarmasin Post/ Yayu Fathilal)
Mendengar air terjun, siapa saja pasti akan membayangkan air yang jatuh menghempas dari ketinggian.
Namun ternyata kenyataan berbeda ditemui wisatawan asal Banjarmasin, Siti Aisyah yang pernah ke sana.
Dia hanya menemukan air yang mengalir deras melalui bebatuan dan tebing landai, bukannya jatuh.
"Aneh juga, dibilangnya air terjun tetapi nggak terjun ternyata airnya," paparnya.
Selama di sini kita bisa bersantai-santai di pondok-pondok yang bertebaran di sekitar air terjun.
Makin syahdu karena ditemani gemericik air dan sejuknya udara hutan.
Atau ingin bermain basah-basahan juga.
Mau sekalian mandi juga bisa, ada kolam berundak-undak untuk berenang.
"Ga bisa berenang? Tenang saja, ada pelampung dan ban disediakan," sebutnya.
Untuk memasuki area ini, tiap pengunjung dikenai biaya tiket Rp 3.000.
Lokasi Air Terjun Tumpang Dua ini bisa dikatakan letaknya masih di kota, tepatnya di Desa Sebelimbingan.
Dari tengah kota Kotabaru, jauhnya kira-kira 14 kilometer ke arah Stagen.
Jalan naik turun menuju Air Terjun Tumpang Dua di Kabupaten Kotabaru (Banjarmasin Post/ Yayu Fathilal)
Akses jalannya mulus, kecuali pas lewat Jalan Provinsi yang masih dalam perbaikan.
Di sebelah kiri jalan setelah turun jembatan jika ada tulisan Komplek Olahraga Sebelimbingan, belok saja di situ.
Kurangnya Petunjuk Lokasi
Sayangnya, petunjuk menuju lokasi air terjun agak kurang, baru ada di belokan terakhir pas sudah dekat ke air terjunnya.
"Pokoknya ikuti saja jalan aspalnya. Bisa juga bertanya dengan warga sekitar," katanya.
Saat dia ke sana, cuaca sedang mendung. Gerimis yang menyapanya hingga sampai di loket tiket membuatnya agak was-was.
Sebab, menurut kabar dua kali tahun baru dua kali pula tempat ini makan korban jiwa.
Air bah tiba-tiba menyapu.
"Konon sebabnya karena hutan di daerah setempat semakin gundul," sebutnya.
Jika diperhatikan, selama perjalanan menuju ke sana, jalan kiri kanannya tampak menggundul karena pepohonannya sering ditebangi.
Tentu hal ini sangat memprihatinkan karena bisa merusak keseimbangan alam.
Saat membeli tiket, petugas loketnya mengatakan jika turun hujan, sebaiknya pengunjung langsung lari.
Sebab, ada kemungkinan karena derasnya air hujan, air terjunnya bisa luber dan air bah bisa tiba-tiba datang menerjang pengunjung.