TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Kalau orang Jawa biasa sarapan pagi dengan nasi pecel, orang Betawi dengan nasi uduk, maka orang Banjar menyambut pagi dengan nasi pundut.
Seperti apa nasi pundut?
Biasanya kerap disantap warga baik untuk makan besar maupun sekadar camilan.
Pundut adalah makanan olahan dari beras bersantan dan biasanya dibungkus daun pisang.
Cara memasaknya biasanya dengan dikukus di dandang.
Makanan ini kerap disantap orang Banjar saat makan besar.
Kemasan nasi pundut khas Banjar (Banjarmasin Post/ Yayu Fathilal)
Di Kalimantan Selatan, biasanya dijual di warung-warung kaki lima dengan harga kaki lima juga, yaitu Rp 5.000 seporsi.
Ukurannya sedang saja, cukup untuk mengganjal perut yang lapar.
"Pundut bisa dimakan kapan saja, namun akan lebih nikmat untuk sarapan. Sebab, biasanya pas baru matang, masih panas-panas pundutnya, hawa paginya dingin plus segelas air teh panas. Wah, nikmatnya luar biasa," sebut seorang warga Banjarmasin, Inayah.
Rasa pundut adalah gurih, berlemak dan kenyal.
Nasinya direbus menggunakan santan.
Di atasnya ada santan kental yang agak cair dan tampak sedikit menggumpal.
Nikmatnya pundut adalah di tiap suapan dan sensasi kenyal dan gurihnya yang mengundang selera.
Biasanya, orang Banjar menyantapnya dengan lauk masak habang atau saus kacang.
Masak habang ini biasanya berupa ikan gabus, ayam atau telur yang dimasak dengan bumbu tertentu dan rasanya manis.
Pundut tergolong kuliner kaki lima, makanya tak heran jika tampilannya pun sangat tradisional dan kaki lima juga.
Secara tampilannya memang kurang menarik karena jika dibuka bungkusan daun pisangnya, lemak santannya akan belepotan di sekitar pundutnya.
"Namun itulah uniknya pundut, sebab bagi penyuka kuliner gurih dan perut sedang lapar, melihatnya pun sudah bisa mengundang selera makan," katanya.
Nasi pundut beserta bumbunya (Banjarmasin Post/ Yayu Fathilal)
Seorang penjualnya di Banjarmasin adalah Nyonya Leha.
Di warung kaki limanya, yaitu Warung Ma Haji di Jalan Pangeran Antasari nomor 198, Banjarmasin, dia menjual banyak bungkusan pundut.
"Biasanya saya jualan dari pagi hingga sore. Biasanya habis terus. Terutama pas sarapan, soalnya enaknya kan disantap di waktu pagi pas masih panas," ungkapnya.
Warungnya ini mudah dicari karena berada di pengkolan Jalan Pangeran Antasari dan Jalan A Yani Km 3, Banjarmasin.
Posisinya di tepi jalan dan aksesnya mudah, banyak angkutan umum lewat di jalan ini. (Yayu Fathilal)