Koleksi seni rupa terdiri dari lukisan, sketsa, patung, dan totem kayu.
Koleksi-koleksi tersebut beberapa memiliki keunggulan yang amat penting bagi sejarah perkembangan seni rupa Indonesia.
Di antaranya lukisan Bupati Cianjur karya Raden Saleh, Pengantin Revolusi karya Hendra Gunawan, Pejuang karya Agus Djaya.
Selain itu ada Maka Lahirnya Angkatan 66' karya S. Sudjojono, Perjuangan karya Sudjono Kerton, Potret Diri dan Topeng karya Affandi, Kustiyah karya Sudarso, Wanita karya R. Basuki Abdullah, dan Klenteng karya Abas Alibasyah.
Museum ini memiliki koleksi patung bercirikan klasik tradisional dari Bali.
Totem kayu yang magis dan simbolis karya I Wayan Tjokot dan keluarga besarnya.
Serta terdapat totem dan patung kayu karya seniman modern A.I.G Sidharta dan Oesman Effendi.
Sementara koleksi keramik terdiri dari keramik lokal dan keramik asing.
Keramik lokal baru berasal dari berbagai sentra industri keramik di Indonesia seperti Kasongan, Plered, Singkawang, dan lain-lain.
Keramik lokal tua yang bernilai sejarah berupa keramik Majapahit daei abad ke-14 yang memperlihatkan ciri, keistimewaan serta keragaman bentuk.
Barang-barang yang dipamerkan di sini dapat dikaitkan bukan hanya barang pakai tapi juga peninggalan arkeologi niaga.
Hal ini menjadi indikator bahwa suatu lokasi telah terhubung dalam kegiatan perniagaan yang berskala regional maupun internasional.
Untuk jam operasional museum ini buka setiap hari Selasa sampai Minggu mulai pukul 09.00-15.00 WIB.
Pengunjung akan dikenakan tarif tiket masuk sebesar Rp 5.000 per orang, sedangkan pelajar atau mahasiswa hanya perlu membayar Rp 3.000.