“Mereka tidak didampingi namun diberikan instruksi teknis cara mendayung, memutar, atau apa yang dilakukan kalau kayak terbalik. Mereka juga dilengkapi pengaman berupa jaket dan pelampung,” terang Ilham.
Agen travel ini menawarkan tiga lokasi sungai yang bisa dipilih dengan suguhan rupa-rupa panorama yang ditawarkan.
Sebut saja Krueng Aceh yang membentang dari sisi Jalan Tepi Kali hingga ke jembatan yang membelah Desa Peunayong, Kecamatan Kuta Alam.
Kawasan Jantung Kota
Krueng dalam bahasa lokal bermakna sungai.
Kawasan tersebut merupakan jantung Kota Banda Aceh.
Dari sini kita bisa menatap megahnya kubah Masjid Raya Baiturrahman, deretan perkantoran seperti gedung BI dan hotel serta menengok aktivitas nelayan yang hilir mudik dengan boat.
Dari sini pula kita bisa menikmati gugusan pohon cemara yang menghijau di sepanjang tepian sungai.
Derai-derai cemara ditiupkan angin senja menelusup mengantarkan kesejukan.
Ingin menikmati sunset atau sunrise?
Silahkan menyusuri kawasan Ulee Lheue Bay.
Ini merupakan kawasan pelabuhan tempat sungai bermuara ke pantai Ulee Lheu, Kecamatan Meuraxa.
Orang-orang memancing dengan kapal dan boat yang ditambat menjadi pemandangan lain di sini.
Namanya kayaking. Kegiatan berwisata keliling kota Banda Aceh dengan mendayung perahu (Serambi Indonesia/ Nurul Hayati)
Sementara pemandangan matahari yang terbit dan tenggelam tetap menjadi daya tarik utama dan ditunggu-tunggu.