Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Kuliner Aceh Besar memiliki kekhasan tersendiri dan banyak digemari.
Tak heran, kabupaten yang menjadi pintu masuk ke ibukota provinsi Banda Aceh tersebut mewarisi khazanah kuliner yang terjaga keasliannya hingga kini.
Citarasa kuat yang didapat dari racikan bumbu dan rempah menjadi ciri khas yang dipertahankan sekaligus menjadi daya jual utama.
Selain itu atmosfer rumah makan bersuasana kampung dengan pemandangan yang langsung menghadap ke hamparan sawah membuat pengunjung betah berlama-lama.
Mari menikmati kuliner daerah dalam dekapan alam.
Menikmati kuliner Aceh besar di pinggiran persawahan hijau (Serambi Indonesia/ Nurul Hayati)
Kuliner khas Aceh Besar
Rumah makan ‘di blank’ baru berumur lima bulan.
Namun sudah mencuri perhatian penikmat kuliner dan belakangan masuk daftar tempat makan yang ‘wajib’ dicoba.
Blank dalam Bahasa Inggris bermakna kosong sedang jika dibaca dalam aksen lokal bermakna sawah.
“Jadi jika diartikan rumah makan ini merupakan tempat jika anda mempunyai waktu kosong dan mengisinya dengan bersantap di hamparan sawah,” terang Zulkifli (46), laki-laki campuran Aceh-Betawi sang pemilik rumah makan ‘di blank’.
Tribun Travel berkesempatan menjajal lidah menikmati kelezatan olahan masakan Aceh Besar yang dimasak dengan cara tradisional itu.
Dua buah kuali besar di atas perapian kayu mengepulkan wangi kari.
Harum kari (kuah beulangong) itu berasal dari racikan aneka bumbu dan rempah dan terasa istimewa karena kelezatannya tidak memakai santan seperti lazimnya kuah kari, melainkan menggunakan kelapa gonseng.