Dengan demikian, orangtua pun dapat tenang membiarkan anak mereka berenang di laut atau bermain pasir di pantai.
Pada waktu sore menjelang sang surya kembali ke peraduannya, perpaduan warna biru laut, jingga dari matahari, dan hijau pepohonan dari bukit yang menjulang di sisi teluk menghadirkan kesan yang sangat mendalam dan meditatif.
Bagi wisatawan yang datang untuk ”melarikan diri” dari rutinitas keseharian perkotaan, pemandangan yang diberikan Teluk Prigi tersebut menjadi sangat menyejukkan dan romantis.
Walau hanya berada di pinggirnya, membuat kita ingin berlama-lama menikmati pemandangan tersebut.
Wajar saja banyak pasangan muda-mudi memanfaatkan momen tersebut.
Terdapat dua pilihan dalam menikmati suasana tersebut, bisa dengan hanya duduk-duduk di pinggir pantai dan bercengkerama atau menceburkan diri ke laut dengan ban sewaan.
Sepanjang pantai banyak penyewaan ban, dengan biaya sewa Rp 5.000-Rp 15.000 sepuasnya.
Pilihan kedua, membiarkan tubuh di atas ban dengan posisi telentang menghadap langit kemudian merelakan diri terombang-ambing ombak kecil.
Wisatawan dapat menikmati sensasi yang diberikan oleh ombak yang datang perlahan.
Mereka melepaskan kekhawatiran bahwa akan terbawa ke tengah laut.
Karena kalaupun pun terbawa arus laut, mereka tidak panik karena pantai tersebut dangkal.
Tinggal menceburkan diri ke laut dan kembali ke pantai dengan kaki.
Jika tahan, pengunjung bisa berenang hingga langit benar-benar gelap.
Namun, biasanya hal tersebut urung dilakukan oleh banyak pengunjung karena asap dari pembakaran ikan dan cumi yang tercium hingga ke pantai menggugah selera mereka untuk mengakhiri perjalanannya dengan menyantap ikan bakar.