Kerja LSF Mubadzir?
Parahnya selama ini pula tidak pernah ada peringatan apalagi larangan pihak bioskop ketika ada anak-anak yang hendak masuk menonton film dewasa itu.
Seolah-olah tidak ada batas usia dari LSF itu. Alhasil, bukankah kerja LSF itu menjadi mubazir, sia-sia belaka?
LSF sudah kerja keras mengklasifikasikan setiap film sesuai dengan batas usia penontonnya, di bioskop semua pekerjaan LSF itu sama sekali tidak diperhatikan, karena semua penonton dari anak-anak sampai orang dewasa bebas masuk menonton film apa saja, dari yang untuk semua umur sampai dengan dewasa.
LSF juga bukan tanpa salah. Sepengetahuan saya dari LSF sendiri sangat minim sosialisasi pentingnya memperhatikan batas usia penonton suatu film.
Juga dalam menentukan batas usia penonton sebuah film, LSF tidak menyertai dengan keterangan singkat kenapa film itu dikategorikan khusus dewasa, yaitu kontennya; apakah karena berkonten kekerasan yang brutal (sadistis), seksualitas, adegan telanjang, narkoba, kata-kata makian yang terlalu kasar, dan sebagainya.
Halmana selalu disertai oleh Motion Pictures Association of America (MPAA) yang biasanya menentukan batas usia penonton sebuah film di Amerika Serikat.
Tampaknya LSF pun tak terlalu memperdulikan implementasi dari batas usia penonton sebuah film yang mereka sendiri sudah tetapkan itu. Buktinya selama ini kita tak pernah mendengar LSF mempersoalkan bioskop-bioskop yang bebas mengizinkan anak-anak di bawah umur menonton film dewasa, padahal hal tersebut sangat sering terjadi, sudah merupakan pemandangan sehari-hari.
Contoh yang paling baru adalah saat saya menonton film The Transporter Refueled (2015) di IMAX, Tunjungan Plaza 5, Surabaya, Sabtu, 12 September lalu, pukul 15:15 WIB.
Saya melihat beberapa orangtua membawa beberapa anaknya yang rata-rata masih berusia sekitar 10 tahun menonton film ini bersama mereka. Padahal film ini ditetapkan LSF sebagai film dewasa.
Sepanjang film ini penuh dengan adegan-adegan yang sangat, sangat tak layak ditonton anak-anak seperti mereka.
Seperti tiga film The Trasporter sebelumnya yang masih dibintangi Jason Statham, The Transporter Refueled yang dibintangi oleh Ed Skrein ini pun sarat dengan adegan-adegannya yang sangat dewasa, bahkan lebih berat materi dewasanya dibandingkan tiga Transporter sebelumnya.
Mulai dari adegan aksi dan pembunuhannya yang brutal, prostitusi, perdagangan narkoba, streaptease, sampai adegan seks.
Pada adegan ini juga diceritakan bagaimana sang jagon, Frank Martin (Ed Skrein) dengan ayahnya (Ray Stevenson) sama-sama “berbagi” empat perempuan mitra mereka dalam beraksi melawan para mafia Rusia, untuk dibawa ke atas ranjang. Sang ayah bahkan meniduri sekaligus tiga perempuan.