News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Sumut

Titi Gantung Medan: Jangankan Buku Sekolah, Buku Nenek Buyut Pun Bertebaran di Sini

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Titi Gantung, pusat buku langka di Kota Medan.

Laporan wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Titi Gantung Kota Medan tidak pernah kehilangan identitas sebagai ikon Kota Medan yang sudah ada sejak zaman Belanda.

Saat ini, tempat tersebut menjadi destinasi favorit para pencari buku langka.


Titi Gantung.  (Tribun Medan/Silfa Humairah)

Pemandangan pedagang buku yang berbaris akan wisatawan temukan mulai di gerbang naik ke jembatan Titi Gantung hingga jalan besar menuju Jalan Timor.

Pedagang biasanya akan menyambut wisatawan yang lewat dengan teguran, "Cari apa kak? Buku murah, buku nenek buyut (buku langka) atau buku sekolah."

Titi Gantung yang berada di tengah kota Medan awalnya diperuntukkan sebagai jalan lintas dan jembatan penyeberangan bagi pejalan kaki, calon penumpang kereta api atau para pengunjung lainnya.

Sejak tahun 2012 an menjadi lokasi pedagang buku bekas yang menawarkan harga terjangkau sudah cukup melekat di hati masyarakat.

Sebelumnya pedagang berada di kawasan Lapangan Merdeka, tapi setelah digusur mereka pindah ke Titi Gantung.


Pusat buku langka di Kota Medan.  (Tribun Medan/Silfa Humairah)

Bukan sekadar memenuhi keperluan buku-buku lama tapi menjadi destinasi masyarakat di Kota Medan yang mencari buku langka atau yang sudah tidak beredar lagi di toko buku.

Bahkan hingga hari ini masih menjadi salah satu pilihan dalam mencari buku langka di antara toko buku modern yang memiliki gerai hampir di seluruh Indonesia.

Rahmat, pedagang buku menuturkan pengunjung datang dari penjuru kota.

Bukan hanya dari Medan, Binjai, Lubuk Pakam dan daerah sekitarnya, tapi juga dari luar kota seperti Aceh dan Padang.

"Dari mulai buku anak-anak, buku fiksi remaja, buku ilmiah, buku mata pelajaran sekolah, hingga buku langka tahun terbitan tahun 1960 an hingga 2000 an juga ada," katanya.

Menurutnya pelanggan banyak datang dari kalangan mahasiswa, pelajar dan pekoleksi buka langka.

"Toko buku bekas Titi Gantung sangat cocok untuk kalangan mahasiswa yang berkantong pas-pasan," jelasnya.

Biasanya mereka yang mencari sumber referensi makalah, skripsi bahkan tesis atau sekedar mencari buku bacaan menambah ilmu pengetahuan dengan harga kompromi.

Menurut Rahmat, selain membeli buku bekas, Toko Buku Titi Gantung juga menerima pengunjung yang ingin menjual buku bekas.

"Biasanya siswa sekolah yang sudah naik kelas akan berbondong-bondong setiap tahunnya menjual buku sekolah mereka ke sini. Ada juga yang tukar tambah untuk mendapatkan buku lain," katanya.

Ia menuturkan harga buku juga tergantung judul, kelangkaan, dan kondisi.

"Rata-rata kalau buku sekolah mulai dari Rp 5 ribu hingg Rp 25 ribu, buka langka mulai Rp 20 ribu hingga Rp 200 ribu. Sedangkan buku tebal yang biasanya buku penelitian atau buku mahasiswa dibandrol mulai Rp 30 ribu hingga Rp 100 ribu," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini