News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Sulsel

Singgah di Bitombang, Kampung Tertua di Selayar: Seluruh Rumah Warga di Sini Berusia 100 Tahun

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perkampungan Bitombang yang berada di Kelurahan Bontobangun Kecamatan Bontoharu. Sekitar 7 kilometer dari ibu kota Selayar, Benteng.

Laporan Wartawan Tribun Timur Muthmainnah Amri

TRIBUNNEWS.COM, SELAYAR - Beberapa waktu lalu Tribun berkesempatan mengunjungi kampung tertua di kabupaten Kepulauan Selayar.

Namanya Perkampungan Bitombang yang berada di Kelurahan Bontobangun Kecamatan Bontoharu. Sekitar 7 kilometer dari ibu kota Selayar, Benteng.

Kala itu Tribun dan rombongan sudah tiba di lokasi, saat matahari terbit dari ufuk timur.

Aktifitas warga setempat pun dimulai seperti biasanya.


Rumah-rumah di daerah ini rata-rata berusia di atas 100 tahun. (Tribun Timur/Muthmainnah Amri)

Ada yang mandi di sumur umum, anak anak berseragam SD beranjak ke sekolah, ada yang merenung dari balik jendela rumah saat melihat rombongan satu bus bongkar muatan.

Nah justru apa yang menarik dari kampung tua ini? Sebab aktifitas warganya sama seperti aktifitas warga perkampungan pada umumnya.

Namun pandangan seperti terhipnotis pada deretan rumah di sisi kiri dan kanan yang berdiri kokoh.

Hanya jalanan beton yang memisahkan.

Bahkan rumah warga ada yang berdiri setinggi 20 meter. Jangan tanya penyangga, terbuat dari kayu. Sangat tradisional.


Perkampungan Bitombang, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. (Tribun Timur/Muthmainnah Amri)

Penyangga rumah tersebut terbuat dari kayu. Kayunya dari pohon Holasa atau kayu Bitti yang konon katanya memiliki kualitas yang baik.

Menurut warga setempat, Jumriani, selain kayu yang menopang rumah warga setinggi 20 meter tersebut, kebanyakan rumah warga berusia di atas 100 tahun.

Bahkan ada yang diperkirakan diatas 200 tahun, dan rumah ini pun diwarisi turun temurun jika orang yang dituakan dalam rumah tersebut meninggal dunia.

Jika dilihat sekilas, rumah ini seakan mau roboh. Ditambah lagi kayu penyangga yang sudah dilumuri tumbuhan saking tuanya.

Untuk menutupi badan rumah, warga menggunakan papan. Alas rumah juga demikian.

Belum lagi kampung ini terletak di lereng dan puncak bukit.

Rumah-rumah sebagian besar terletak di lereng bukit, dengan tiang yang menjulang tinggi di bagian belakang, dan rendah di bagian depan.

Begitu pun sebaliknya tergantung topografinya. Tiang belakang berkisar 10 – 20 meter dan bagian depan hanya 2 – 3 meter.

Bisa dibayangkan betapa kuatnya tiang penopang ini jika usia rumah warga sudah berumur ratusan tahun.

Di jaman digital saat ini, masih ada masyarakat yang memelihara adat mereka dengan baik.

Selain kayu yang menopang rumah tersebut, unsur pallangga, atau batu yang digunakan sebagai penyangga tiang untuk menjaga keseimbangan rumah juga dibutuhkan.

Sebab biasanya kayu yang dijadikan tiang tidak sama panjang dan cenderung tidak mengganggu struktur tanah.

Selain wisata pantai, Selayar memasukkan kampung Bitombang di daftar objek wisata andalan Bumi Tanadoang tersebut.

Menjaga tradisi nenek moyang menjadi magnet khusus bagi wisatawan untuk mengunjungi Bitombang.

Selain Bitombang, Anda juga bisa mengunjungi gong besar yang oleh warga Selayar disebut Gong Nekara Perunggu.

Gong Nekara terdapat di kampung Matalalang desa Bontobangun kecamatan Bontoharu.

Sekitar 3 kilometer dari Benteng, Gong Nekara menjadi salah satu destinasi wisata andalan Selayar.

Gong ini berada di satu ruangan khusus dan diberi tirai berwarna kuning. Konon katanya gong ini terbesar kedua di dunia setelah yang ada di China. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini