Laporan Galuh Nestiya dan Wilhelmina Fitriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jakarta, sebagai kota metropolitan yang ramai dan padat, ternyata menyimpan banyak tempat wisata kuliner baru dan unik. Salah satunya ada di kawasan Jalan Krendang, Tambora, Jakarta Barat.
Baca juga: Jelajah Kuliner Nusantara 2024, Upaya BRI dan BUMN Lainnya Dorong UMKM Naik Kelas
Bagi mereka penggemar makanan khas Pontianak, Kalimantan Barat coba mampir ke Krendang. Sepanjang jalan tersebut pengunjung dapat menemukan berbagai macam kuliner, mulai dari kue bulan hingga kwetiau, kue lapis, dimsum, dan banyak lagi. Tempat ini sangat cocok bagi wisatawan yang ingin menjelajahi kuliner dari daerah selain yang ada di Jakarta.
Salah satu yang paling ikonik di Jalan Krendang adalah penjual Ce Hun Tiau. Ce Hun Tiau merupakan hidangan yang bisa dianggap sebagai minuman karena terdiri dari kacang merah, sagu gunting, cincau, ketan hitam, dan bongko (tepung beras yang dicampur daun suji sebagai pewarna alami), serta disajikan dengan santan dan es batu.
Ce Hun Tiau ini dijual dengan harga sekitar 20 ribu per porsi dan harga tersebut membuat makanan ini sangat diminati hingga menyebabkan kemacetan di jalan tersebut.
Baca juga: Nasib Pilu Pedagang Cincau di Klaten, Tak Bisa Jualan karena Motornya Hilang Dimaling
Menurut warga sekitar, Ce Hun Tiau saat ini adalah salah satu makanan yang paling dicari di Jalan Krendang. Kusman, seorang tukang parkir di daerah tersebut, menjelaskan kondisi sekitar yang selalu ramai dan terkadang bikin jalanan macet.
"Ramai terus tuh kalo Ce Hun Tiau, padahal ada tiga tempat, cuma semuanya sama-sama ramai," jelas Kusman selaku tukang parkir di daerah tersebut, saat ditemui Tribun Selasa(17/09/2024) sore.
Di Jalan Krendang terdapat tiga penjual Ce Hun Tiau dua milik Andi dan satu lagi Ce Hun Tiau Boboho. Bian, seorang pelayan di salah satu outlet, mengungkapkan bahwa Ce Hun Tiau sukses meraih pendapatan lebih dari 5 juta rupiah per hari.
Baca juga: Sempat Diusir dari Hotel di Pontianak, Mandala Shoji Sebut Ada Korban Lain hingga Alami Trauma
"Sehari bisa lebih dari 5 juta, soalnya kita bukanya dari pagi sampai pagi lagi," ucap Bian.
"Bukanya dari jam 7 pagi kalau yang di ruko, tapi kalau yang di pinggir jalan gini kita buka jam 2 sore, tutupnya jam 2 pagi,” tambahnya.
Andi, pemilik salah satu outlet, menjelaskan bahwa alasan dirinya memilih untuk menjual Ce Hun Tiau di Jakarta adalah karena masih sedikit penjual makanan ini di kota tersebut.
"Di Jakarta masih belum banyak yang jual ini. Kebetulan saya juga sudah lama di Pontianak, kepikiran deh jualan ini," jelas Andi.
"Awalnya sih orang-orang banyak yang mengira ini non-halal, karena mungkin tampilan sagunya emang keliatan kayak makanan non halal. Tapi halal kok, soalnya bahan-bahannya juga cuma pakai santan, cincau, kacang merah, ketan hitam,” tambahnya lagi.
Baca juga: Sosok HA Anggota DPRD Singkawang Tersangka Pencabulan Anak, Tetap Dilantik dan Masih Berkeliaran
Menurut Ilmi, salah satu pelanggan yang selalu membeli makanan khas Pontianak ini membeberkan bagaimana reviewnya terhadap Ce Hun Tiau. “Enak kak, rasanya mirip-mirip es cendol kalau nggak cincau, tapi topingnya beda,” jelasnya.
“Perpaduan kacang merah sama ketan hitamnya itu loh, sagunya juga bikin beda. Jadi kesannya tuh enak banget,” tambahnya.