"1. Ketuhanan yang Maha Esa, 2. Kemanusian yang adil dan beradab, 3. Persatuan Indonesia, 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, 5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia," begitulah bunyinya.
Pasar Baru di Jalan KH. Samanhudi, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Gedung Pancasila bergaya klasik empiredoric membungkus gedung yang dibangun pada tahun 1830 tersebut.
Sepanjang sejarahnya, gedung ini pernah digunakan sebagai Volksraad atau Raad van Indie yaitu sebuah lembaga perwakilan rakyat pada jaman dahulu.
Menurut seorang pengelola, Gedung Pancasila juga pernah digunakan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia tahun 1942-1945.
Gedung Pancasila ialah saksi abadi kelahiran UUD Negara yang dicetuskan pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan.
Soekarno dan Hatta sebagai Proklamator Kemerdekaan pun dilantik di tempat ini menjadi Presiden dan Wakil Presiden pertama RI.
Bergeser sekira 10 meter dari Gedung Pancasila Anda akan menjumpai Gereja Protestan Immanuel yang umur gedungnya tidak kalah tua.
Gereja Protestan Immanuel bertempat di Jalan Merdeka Timur Nomor 10, Gambir, Jakarta Pusat yang dibangun tepat menghadap ke arah depan Stasiun Gambir.
Pendiriannya sudah rampung sejak tahun 1834 semasa Pemerintahan Raja Wilem I sehingga dikatakan sebagai gereja tertua di Jakarta.
"Gereja Protestan Immanuel paling berumur di Jakarta ketimbang gereja lainnya dan memiliki bangunan yang istimewa," kata Desi seorang pengelola gereja kepada Tribun Travel.
Awalnya gereja ini memiliki nama Willemskerk, gaya neo-klasik yang diadopsi untuk rancangannya.
Gereja Protestan Immanuel tampak megah karena masih meyimpan organ tua buatan Belanda tahun 1843 dan sampai saat ini alat musik tersebut masih berfungsi.