TRIBUNNEWS.COM - Bagi saya minuman terenak setelah susu dan teh adalah kopi apalagi jika ketiga bahan tersebut dicampur, nikmatnyaaa gimana gitu...!
Rupanya benar apa yang dikatakan Pakde saya tentang kopi. Perjalanan kopi hingga menuju gelas lalu diseruput itu butuh waktu yang lama.
Daaannn.... tak heran jika menikmati kopi di cafe harus mengeluarkan uang yang lebih dari sekedar di warung kopi karena kualitas kopi di cafe memang luar biasa istimewanya.
Pada hari Minggu, 27 September 2015 di acara Coffee Day di Hotel Discovery and Convention Ancol, peserta KPK di ajak untuk merasakan meracik kopi sendiri yang dibantu oleh team dari Opal Coffee.
Saya benar-benar serius dan agak tegang dalam meracik kopi saya menjadi benar-benar kopi sekelas kafe. Ada beberapa alat modern dan higienis yang dimiliki oleh Opal Coffe.
Perjalanan kopi di Indonesia dimulai dari benih kopi yang ditanam oleh Belanda pada abad ke 16 tepatnya di Pulau Jawa.
Saat ini Indonesia dapat memproduksi sekitar 500.000 Metric Ton Kopi setiap tahunnya dengan komposisi 25% kopi robusta dan 75% kopi arabica dimana ¼ nya dikonsumsi oleh masyarakat sendiri.
Penyajian kopi kelas kafe-kafe. Tak hanya unggul dalam rasa, tapi juga penyajian. Pantas harganya mahal.
Ini yang menjadikan Indonesia sebagai negara eksportir kopi urutan tiga atau empat menyaingi Kolumbia setelah Brazil dan Vietnam sebagai Negara eksportir kopi terbesar di Dunia.
Proses sangrai kopi tercatat pertama kali dalam sejarah pada abad ke 10 setelah masehi oleh negara-negara Arab.
Biji kopi tersebut disterilkan sehingga tidak dapat di kembangbiakkan karena pada saat itu kopi menjadi barang yang berharga dan dijaga. Oleh karena itu tanaman kopi tidak dapat ditemukan di luar Arab dan Afrika sampai abad ke 16.
Namun setelah itu, pedagang dari India berhasil menyelundupkan dan membawa keluar biji kopi yang layak ditanam hingga dapat menyebar ke seluruh dunia.
Proses pengolahan kopi dimulai dari pembibitan. Bibit kopi tersebut berasal dari biji kopi yang telah dibersihkan kemudian ditanam di dalam pasir.
Kopi di tanam di media pasir supaya saat dipindahkan ke dalam polybag akan mudah tercabut bersama akarnya karena jika di dalam tanah akan sulit karena struktur tanah yang padat.
Selama berada di dalam pasir, biji kopi ini akan tumbuh dan melalui fase saat menjadi dua bulan pertama dimana biji kopi mengeluarkan akar seperti cambah yang disebut sebagai “serdadu”.