Lalu setelah tiga bulan kepala cambah akan lepas dan mengeluarkan daun yang disebut “kepelan”.
Pada waktu itu, benih dipindahkan ke dalam polybag selama tujuh sampai delapan bulan sebelum dipindahkan ke lahan tanam permanen.
Penanaman kopi hingga berbuah akan dimulai pada tahun ketiga dan akan mencapai kapasitas produksi pada tahun ke lima.
Pohon kopi merupakan tanaman dataran tinggi yang hanya dapat hidup subur dan berbuah di atas 800 M DPL untuk Robusta dan di atas 1200 M DPL untuk Arabica dengan bantuan tanaman penaung seperti lamtoro agar tak terkena sinar matahari secara langsung.
Tiba saatnya panen, khusus Pulau Sumatera dilakukan dengan cara hanya memetik cherry kopi yang merah saja untuk menjamin rasa yang optimal untuk kopi.
Pulau Sumatera memiliki dua kali siklus panen yaitu di setiap bulan Maret – April dan September – Oktober.
Setelah biji kopi dipanen lalu proses selanjutnya adalah merendam gabah kopi di dalam air dengan jangka waktu yang telah ditentukan, hal ini dilakukan untuk melepaskan lendir dari gabah kopi.
Proses ini juga akan mempengaruhi rasa dari biji kopi yang dihasilkan. Proses ini disebut dengan fermentasi.
Pengeringan biji kopi dilakukan untuk menurunkan kadar air hingga dibawah 13% dari gabah kopi guna memperpanjang biji kopi dan mencegah penjamuran yang dapat dilakukan secara manual maupun dengan mesin.
Penyajian kopi kelas kafe-kafe. Tak hanya unggul dalam rasa, tapi juga penyajian. Pantas harganya mahal.
Lalu proses selanjutnya adalah membersihkan gabah kopi dari kulit tanduk dan kulit ari yang menempel di biji kopi yang disebut hulling.
Setelah hulling, selanjutnya proses pilih yang dilakukan untuk memastikan kopi yang diterima oleh konsumen sesuai dengan kualitas yang diinginkan dengan menggabungkan proses pemilihan dengan mempergunakan mesin teknologi terkini dan proses pemilihan manual dengan memanfaatkan tenaga manusia.
Proses terakhir dalam pengolahan kopi adalah proses Quality Control dimana setiap batch kopi yang akan diterima akan dikirim lalu di test secara olfactory atau yang dikenal dengan istilah “cupping”.
Apabila kopi ini berhasil melewati proses ini maka kopi siap di ekspor.
Proses pengolahan kopi dimulai dari roasting atau sangrai yang dilakukan untuk memberikan panas pada biji kopi untuk menimbulkan reaksi terhadap zat yang ada di dalam biji kopi seperti proses menghilangkan kelembaban, karamelisasi gula, pemecahan partikel asam, pembentukan minyak aromatic dan lain sebagainya sehingga timbul rasa optimal yang fantastik dari kopi.