Di antara Gereja Blenduk dan Spiegel, letaknya agak menjorok ke dalam, terdapat Semarang Contemporary Art Gallery.
Tempat ini digunakan sebagai galeri pameran lukisan maupun foto.
"Dahulu, gedung itu merupakan kantor perusahaan ekspor dan impor bernama Indische Lloyd sehingga dibangun berdekatan dengan Spiegel, toko barang impornya," paparnya.
Bergeser ke timur kemudian ke utara, tepatnya di Jalan Cenderawasih, terdapat gedung Marabunta.
Gedung yang memiliki ciri patung semut besar di bagian kiri dan kanan atap ini konon merupakan gedung pementasan.
Ke arah Jalan Merak, bisa ditemukan pabrik rokok Praoe Lajar.
Pabrik yang berada di kawasan belakang Gereja Blenduk ini dulunya digunakan sebagai kantor Maintz and Co, sebuah perusahaan energi swasta yang pertama mengembangkan jaringan listrik di Hindia Belanda.
Tak jauh dari pabrik rokok ini terdapat Stasiun Tawang.
Stasiun yang di zaman Belanda menjadi penghubung Semarang-Yogyakarta-Solo itu hingga kini masih berfungsi dan menjadi stasiun utama di Kota Semarang, selain Stasiun Poncol.
Di depan Stasiun Tawang terdapat polder atau kolam retensi yang berfungsi menahan air limpahan dari luar kawasan dam agar tidak meluber ke Kota Lama.
Kini, kolam ini sering menjadi jujugan warga yang ingin memancing.
Bangunan lawas lain yang kini juga berubah fungsi sebagai tempat kuliner adalah rumah makan Ikan Bakar Cianjur.
Yogi mengatakan, bangunan yang berada di seberang Gereja Blenduk itu dulu menjadi tempat pengadilan khusus pribumi atau juga disebut Landraad.
Menurut data yang dimiliki Lopen, tahun 2008, ada 91 bangunan di Kota Lama.