Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Seakan tidak ada habisnya membahas beragam kuliner yang ada di Yogyakarta.
Anda akan mendapat banyak pilihan kuliner mulai dari warung kaki lima, warung rumahan yang sederhana, hingga restoran.
Ragam oseng di Warung Pak Man. (Tribun Jogja/Hamim)
Di kawasan perkampungan padat penduduk yang berada di Kampung Pingit, Kelurahan Bumijo, Yogyakarta terdapat sebuah tempat makan sederhana yang menyajikan nasi langgi.
Tempat ini selalu ramai oleh pembeli.
Warung makan sederhana yang diberi nama Warung Nasi Langgi Pak Man tersebut dikelola oleh Mugiman (57) dan istrinya yang bernama Wakinah (56).
Diceritakan Wakinah, dia beserta suaminya mulai berjualan nasi langgi sejak tahun 1988.
Lebih lanjut dia menceritakan, makanan yang dijualnya adalah masakan yang dimodifikasi dari hidangan keraton.
"Yang kami tahu, nasi langgi adalah hidangan keraton yang berisikan nasi gurih, yang disajikan bersama kering tempe, kedelai hitam, abon, srundeng dan ada empalnya beserta lalapan," ujarnya.
Suasana di Warung Nasi Langgi Pak Man. (Tribun Jogja/Hamim)
Dari menu tersebut akhirnya Wakinah membuat menu nasi langgi yang lebih murah tanpa menggunakan abon dan empal.
Alasannya, karena pada saat dia mulai berjualan empal dan abon adalah makanan mewah.
"Dulu saat saya pertama kali jualan satu porsi nasi langgi hargnya masih delapan rupiah. Jadi dari dulu memang ini makanan yang murah meriah," cerita Wakinah.
Saat ini nasi langgi Pak Man berisikan nasi putih yang disajikan bersama beragam jenis oseng-oseng dan lauk berupa gorengan, telur, dan rica-rica tulang ayam.
Setiap harinya ada sekitar 9 jenis oseng-oseng yang bisa dipilih pembeli.