Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Siang itu, Kamis (29/10/2015) terdengar suara tempaan besi di area benteng Vredeburg Yogyakarta.
Suara tersebut bukan berasal dari pekerja konstruksi yang sedang melakukan pembangunan, melainkan berasal dari pande besi yang sedang membuat sebilah keris.
Ilustrasi: Pameran keris di Yogyakarta. (Tribun Jogja/Hamim)
Pembuat keris bernama Ki Mpu Sungkowo Harumbrodjo tersebut sengaja dihadirkan di Komplek Benteng Vredeburg dalam rangka gelaran Keris Summit 2015 yang berlangsung dari tanggal 28 Oktober hingga 1 November 2015.
Acara yang digagas oleh Dinas Kebudayaan bekerjasama dengan Paguyuban Pemerhati Tosan Aji Yogyakarta (Mertikarta) mengahadirkan sekitar 650 koleksi keris dari seluruh wilayah Indonesia.
Ketua Paguyuban Mertikarta, Fajar Waskito menyatakan ada sembilan rumpun keris yang dihadirkan dalam gelaran ini.
"Di acara ini ada keris dari rumpun Sumatra, Jawa Barat, Yogyakarta, Solo, Jawa Timur, Madura, Bali-Lombok, Sulawesi, dan rumpun Kamardikan. Untuk rumpun Kamardikan adalah keris-keris yang dibuat pada era sekarang ini," ujar Fajar Waskito.
Dalam Keris Summit ini, selain pameran, juga diselenggarakan bursa jual beli keris, workshop pembuatan keris dan asesorisnya seperti pendok, deder, dan rangka.
Ada juga kegiatan simposium mengenai keris.
Acara ini diselenggarakan sebagai upaya mengenalkan keris kepada masyarakat sebagai warisan budaya asli Indonesia yang telah diakui UNESCO.
"Dunia internasional telah mengakui keris adalah warisan budaya. Sekarang tinggal bagaiamana kita lebih mengenalkan keris kepada masyarakat luas, bahwa keris bukanlah hanya benda mati dan senjata," ujar Fajar.
Lebih lanjut pria yang berprofesi sebagai dokter ini menyatakan, keris menyimpan begitu banyak filosofi dimana dan hal tersebut perlu dikenalkan kepada masyarakat khususnya generasi muda.
"Sebagian besar dari kita, selama ini, hanya mengenal keris dari sisi mitos mistis dan takhayulnya saja. Padahal keris ini dibuat dengan sangat rasional, berteknologi tinggi. Menggabungkan tempa panas tempa panas antara meteorit, besi, baja. Tiga komponen ini dapat menyatu luluh dengan baik, tidak retak. Dan melalui acara ini diharpakan masyarakat bisa mendapat banyak informasi mengenai keris" jelasnya.
Karena sejarah, keindahan, bahan baku yang digunakan, sering kali keris memiliki harga yang sangat tinggi.
Di Keris Summit ini pengunjung dapat melihat keris yang dibuat pada masa kerajaan Majapahit dengan hiasan emas dan berlian.
Meski sebelumnya telah sering digelar acara pameran dan bursa keris, tetapi untuk acara Keris Summit ini baru pertama kali diselenggarakan. Karena acara ini dianggap strategis untuk memperkenalkan keris, kedapannya acara ini akan menjadi agenda tahunan.(*)