Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Vina Dwinita
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Indonesia kaya dengan makanan khas dari berbagai kota yang tersebar di seluruh nusantara.
Semuanya memiliki cirikhas masing-masing.
Keanekaragaman bumbu-bumbu masakan dari rempah-rempah asli Indonesia membuat makanan kaya akan rasa dan alami.
Pekanbaru merupakan kota kuliner yang kaya akan berbagai masakan.
Gulai tambusu. (Tribun Pekanbaru/Vina Dwinita
Mulai masakan melayu, jawa, sunda, minang dan banyak lagi variasi masakan lainnya.
Satu di antaranya Nasi Kapau-Bukit Tinggi yang kaya akan rempah-rempah tradisional.
Sehingga menghasilkan citarasa yang khas dan istimewa.
Meskipun berasal dari Sumatra Barat. Namun kita tidak perlu jauh-jauh ke ranah minang.
Karena kita tidak sulit menemukannya di kota-kota besar termasuk Pekanbaru.
Seperti di Rumah Makan Nasi Kapau Gonjong Limo yang berada di Jalan Letjen S Parman-Gobah Pekanbaru.
Gulai kapau. (Tribun Pekanbaru/Vina Dwinita)
Rumah makan yang baru buka sekitar lima bulan ini ternyata mampu menarik perhatian masyarakat.
Pasalnya menu yang dihadirkannya cukup beraneka ragam dan memiliki citarasa yang berbeda.
Owner Rumah Makan Nasi Kapau Gonjong Limo Indra mengatakan ikan bakar menjadi menu special di rumah makannya.
Ikan bakar diramu dengan aneka bumbu pilihan yang diracik sendiri oleh kokinya.
Perpaduan bumbu-bumbu tersebut menghasilkan citarasa yang pedas, gurih dan ada sedikit terasa manisnya.
“Kita banyak menggunakan bumbu dan rempah alami sehingga menghasilkan citarasa yang enak tanpa menggunakan penyedap rasa. Rasanya memang pedas tapi tidak terlalu pedas. Anak-anakpun masih bisa makan,” ujar Indra kepada Tribunpekanbaru.com.
Aneka rempah pilihan seperti cabe merah, lengkuas, bawang merah, bawang putih, kemiri dan lain-lain dihaluskan.
Ikan bakar. (Tribun Pekanbaru/Vina Dwinita)
Kemudian dibumbuin pada ikan lalu dibakar dan dioles kembali bumbunya.
“Bumbunya kita racik dan giling sendiri. Bukan bumbu yang sudah jadi di pasaran. Sehingga lebih fresh. Kita juga menggunakan bumbu yang berkualitas misalnya cabe kita hanya menggunakan cabe yang bagus-bagus,” sebutnya.
Untuk sementara ini diakui Indra ikan bakar yang disajikan adalah ikan nila karena merata disukai banyak orang dan harganya juga masih terjangkau.
“Kita belanjanya setiap hari, sehingga ikannya fresh. Rata-rata sehari bisa habis 150-200 ekor dari makan siang hingga pukul 20.00 wib kita tutup,” jelas Indra seraya mengatakan cabang Gonjong Limo ada di Arifin Ahmad yang buka hanya malam hari.
Selain ikan bakar, ada menu khas lain di rumah makan ini.
Sesuai dengan namanya juga ada gulai kapau.
Gulai ini bisa dibilang gulai campur lantaran terdiri dari beberapa bahan misalnya jengkol, nangka, kol, kacang panjang, buncis dan lobak singgalang.
“Bahannya sama seperti gulai pada umumnya menggunakan bumbu-bumbu dan rempah-rempah pilihan,” kata Indra.
Selain itu ada gulai usus atau dikenal dengan sebutan gulai tambusu.
Gulai ini menjadi salah satu lauk yang menjadi primadona masakan Kapau.
Lauk ini terbuat dari usus sapi yang diisi dengan adonan telur dan ramuan bumbu khas Kapau.
“Gulai usus kita berbeda dari yang lainnya. Biasanya menggunakan isi tahu, kita menggunakan telur yang dipadukan dengan aneka bumbu khas kita sendiri,” sebutnya.
Aneka bumbu piihan seperti bawang merah, lengkuas, jahe, bawang perai dan lain-lain dimasak bersama telur kemudian dimasukkan dalam usus dan direbus.
“Proses merebusnya cukup lama sekitar tiga jam. Supaya kulit ususnya lembut. Setelah itu baru dimasukkan dalam proses membuat kuah gulainya,” pungkas Indra. (*)