Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Siang itu bangunan berlantai dua di tengah pemukiman yang berada di Jalan Sanca Ct VIII, Karang Gayam, Sleman, tampak ramai orang.
Di sini lah sejak tahun 2001 yang lalu lelaki asal Wonosari bernama Ngadiran berjualan soto daging sapi.
Warung soto yang dinamai dengan nama pemiliknya tersebut berdiri sejak tahun 1991.
Suasana di warung Soto Daging Pak Ngadiran. (Tribun Jogja/Hamim)
"Dulu tempatnya tidak di sini, tetapi agak lebih ke utara," ujar Kiju pegawai warung Soto Pak Ngadiran.
Meskipun berada di tengah pemukiman dan cukup tersembunyi, karena rasanya yang enak dan segar, warung soto ini selalu ramai dikunjungi pelanggan.
Soto daging sapi Pak Ngadiran memiliki kuah bening.
Satu porsi soto campur berisikan irisan daging sapi, irisan kubis, daun sledri, dan bawang goreng.
Meskipun berwarna bening, tetapi rasa kaldu sapinya terasa begitu kuat dan gurih.
Seporsi soto daging dengan lauk pendamping. (Tribun Jogja/Hamim)
Irisan daging sapinya pun cukup banyak sehingga puas saat menyantap satu porsi soto di sana.
Yang juga spesial adalah sambal, berbeda dengan kebanyakan sambal di warung soto.
Sambal di warung Pak Ngadiran ini tidak hanya pedas, tetapi juga ada rasa gurihnya, sehingga membuat rasa soto makan mantap.
"Di sini sambalnya memang beda, kami tidak hanya menggunakan cabai saja untuk membuatnya. Ada beberapa bumbu-bumbu tertentu yang membuat rasanya lebih nendang," ujar Kiju.