Batang pohon Kohler itu sampai sekarang tersimpan di Museum Negeri Aceh.
Presiden RI, Joko Widodo bersama Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, Panglima Kodam Iskandar Muda Mayjen TNI Agus Kriswanto, Kapolda Aceh Irjen Pol Husein Hamidi dan unsur muspida plus lainnya melaksanakan Shalat Ied Idul Fitri 1436 Hijriah di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (17/7/2015). Khatib sekaligus imam dalam shalat Id itu adalah Syekh Ali Jabier. (SERAMBI/ M ANSHAR)
Kemudian pada tahun 1988, Gubernur Aceh kala itu, Ibrahim Hasan menanam kembali pohon jenis ketapang di titik robohnya Kohler.
Di tempat itu juga dibangun monumen yang prasastinya berbunyi:
"Tanggal 14 April 1873 di tempat ini Mayor Jendral J.H.R. Kohler tewas dalam memimpin penyerangan terhadap Masjid Raya Baiturrahman".
Banda Aceh, 14 Agustus 1988
Gubernur Ibrahim Hasan
Ketapang itu bukan sekedar pohon biasa, tapi pohon bersejarah yang tumbuh di masjid kebanggaan sekaligus benteng pertahanan rakyat Aceh.
Proyek perluasan masjid
Di bawah kepemimpinan Gubernur Aceh sekarang, Zaini Abdullah atas nama proyek perluasan masjid, pohon bersejarah itu pun ditebang.
Aksi pekerja proyek pada Kamis, (19/11/2015) menuai banyak reaksi dan kekecewaan.
Secara terbuka Kepala Proyek Perluasan Masjid Raya Baiturrahman meminta maaf kepada rakyat Aceh.
“Kami minta maaf pada rakyat Aceh atas kondisi ini,” ujar Ir Munir Muslih yang disiarkan Serambi FM.
Menurutnya Kohlerboom tidak mungkin dipertahankan lagi karena tanah di halaman masjid itu harus digali sedalam 4 meter untuk membangun landasan tiang pancang.
Lantas bagaimana halnya dengan riwayat Kohler dan sebatang ketapang?