TRIBUNNEWS.COM - Iyan (26) dan kelima temannya terlihat lelah saat sampai di Curug Bidadari.
Curug atau air terjun di Dukuh Purbo, Desa Purbo Jolotigo, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan, itu memang tengah menjadi buah bibir penyuka jalan-jalan di Batang dan Pekalongan.
"Tempatnya bagus meski harus jalan lumayan jauh untuk mencapainya," ungkap Iyan, warga asal Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, itu.
Iyan mengatahui keberadaan Curug Bidadari dari media sosial. Banyak teman-temannya yang lebih dulu datang memposting dan menceritakan keindahan air terjun tersebut.
Dia pun rela berjalan kaki sejauh sekitar 1,5 Km dari tempat parkir kendaraan untuk mencapai air terjun.
Dia tak terlalu risau melintasi jalan setapak yang belum beraspal itu. Meski di beberapa titik kontur tanah yang dilalui menanjak dan hanya selebar satu meter, Iyan bisa kapan saja beristirahat.
Curug Bidadari (kiri) dan jalan menuju lokasi (kiri).
Apalagi, di tengah-tengah perjalanan, Iyan menemukan deretan warung tenda yang menjajakan sejumlah makanan dan secangkir kopi atau jahe hangat.
"Sayang, fasilitasnya belum terlalu komplit. Kalau ditambah flying fox, pasti liburan ke sini tambah seru dan menyenangkan," kritiknya.
"Tapi, kalau tidak mau capai, bisa juga menggunakan jasa ojek. Pemuda kampung di sekitar sini siap membantu," ungkap Kepala Desa Purbo Jolotigo, Taruno.
Taruno mengatakan, Curug Bidadari baru resmi dibuka untuk umum sekitar Oktober 2015 lalu. Curug setinggi 20 meter itu memiliki kisah unik.
Konon, di sekitar air terjun, pengunjung dapat melihat jejak bidadari. Kedatangan mereka ditandai munculnya pelangi yang menjadi sarana bidadari turun ke bumi.
Pada siang hari, saat sinar mengarah persis di atas air terjun, muncul pelangi yang dipercaya sebagai jalur para bidadari turun ke bumi.
"Ada masyarakat yang memercayai pelangi ini lintasan yang digunakan bidadari turun ke bumi," imbuh ia.
Camat Talun, Ajid Suryo Pratondo, menambahkan, keindahan Curug Bidadari semakin lengkap lantaran masih banyaknya satwa liar di sekitar lokasi. Terutama, Owa Jawa atau sejenis primata.