Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Yogyakarta dikenal sebagai daerah yang memiliki perjalanan sejarah panjang.
Tak heran di Daerah Istimewa ini tersebar bangunan maupun situs bersejarah berusia ratusan tahun.
Dengan kekayaan sejarah tersebut, tidak ada salahnya anda melakukan kegiatan wisata sejarah saat berada di Yogyakarta, semisal mengunjungi beberapa situs yang belum dikenal secara luas.
Di wilayah kecamatan Banguntapan, tepatnya di Sampangan Pedukuhan Mantup, Desa Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, terdapat sebuah situs bersejarah.
Kompleks Situs Mantup. (Tribun Jogja/Hamim Thohari)
Namanya sesuai nama derah tersebut, yakni Candi Mantup
Candi Mantup berada kurang lebih 300 meter sisi utara dari jalan raya Jogja-Wonosari km 7.
Lokasinya berada di tengah area persawahan.
Saat Tribun Jogja mengunjungi situs tidak ada seorang pengunjung pun, hanya tampak seorang petugas penjaga.
"Satiap harinya memang sepi seperti ini, jarang orang yang berkunjung ke sini." ujar Suparji penjaga Candi. Situs ini dipagari dengan pagar besi untuk melindungi.
Meskipun bernama candi, tetapi sebenarnya situs ini berupa sisa reruntuhan, bangunan yang sudah tidak lengkap.
Candi Mantup terdiri atas tiga buah bangunan berukuran kecil yang berjajar dari utara ke selatan dengan arah hadap ke barat.
Situs Mantup. (Tribun Jogja/Hamim)
Candi pertama, terletak di utara, terbuat dari bata, berukuran 2,5 x 2,5m.
Candi kedua, di tengah terbuat dari batu putih, berukuran 2,16 x 2,16 m sedangkan candi ketiga terletak di selatan, juga terbuat dari batu putih, berukuran 2,28 x 2,28 m.
Bangunan candi berada pada kedalaman kurang lebih 1,5 meter dari permukaan tanah sekarang.
Berdasarkan data dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta pada candi kedua ditemukan arca Kalyanasundaramurti yang berukuran 70 x 35 x 20 cm, terbuat dari batu andesit.
Arca ini menggambarkan laki-laki dan perempuan dalam posisi berdampingan dan bergandengan tangan yang diduga merupakan penggambaran perkawinan Siwa dan Parwati.
Fungsi Candi Mantup adalah sebagai tempat untuk melangsungkan upacara perkawinan.
Dilangsungkannya perkawinan dalam suatu bangunan suci dimaksudkan untuk memperoleh berkah dari dewa yang diarcakan dalam bangunan suci tersebut (Arca Kalyanasundaramurti).
Bentuk tubuh dan atap Candi Mantup tidak dapat diketahui lagi.
Hal ini kemungkinan disebabkan keruntuhan yang dialami bangunan suci situs ini.
Berdasarkan sisa bagian kaki candi dan batu-batu lainnya yang polos, Candi Mantup merupakan candi yang tidak memiliki ornamen atau seni hias.
Adanya arca Kalyanasundaramurti dan sumuran pada candi dapat diketahui bahwa sifat keagamaan Candi Mantup adalah Hindu, khususnya untuk pemujaan Dewa Siwa.
Diceritakan Suparji, candi ini ditemukan pada tahun 1991.
Selain sebagai penjaga, pria asli Mantup tersebut dulunya adalah pemilik sawah dimana candi tersebut ditemukan.
Lebih lanjut dia menceritakan candi Mantup ditemukan secara tidak sengaja saat dia mengadakan kegiatan penurunan permukaan tanah sawah untuk memudahkan pengairan.
"Dulu area sawah saya lebih tinggi dari saluran irigasi sehingga susah diairi sehingga saya keruk agar lebih rendah. Saat itu candi pertama yang ditemukan adalah yang paling selatan," ujarnya.
Rute yang paling mudah jika kita ingin menuju ke lokasi ini adalah dengan melalui jalan Jogja-Wonosari, jika dari arah Jogja berhentilah kira-kira di km.7 (setelah melalui permepatan lampu merah).
Di sebelah kiri jalan ada gapura yang bertuliskan Dusun Mantup, belok saja ke kiri masuk ke arah gapura tersebut lalu ikuti jalan beraspal hingga bertemu kolam renang Umbul Tirta.
Di sebelah selatannya ada jalan kecil menuju kesebuah makam, ikuti saja jalan menuju ke makam tersebut karena situs Mantup berada disebelah utara makam, nanti disebelah kanan makam ada jalan tanah yang menuju ke situs Mantup.(*)