News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Travel Story

Siapa Sangka di Keraton Kasepuhan Cirebon Ternyata "Tersimpan" Kisah Perjanjian Lama

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keraton Kasepuhan, Cirebon, dianggap sebagai istana kerajaan terbesar dan masih asli rancang bangunnya di pantai utara dan di seluruh Pulau Jawa.

Lalu di bagian depan kereta itu terlihat kepala naga atau liong yang mewakili hubungan antara China dan Cirebon.

“Ini juga menunjukkan bahwa salah satu istri Sunan Kalijaga berasal dari China, yaitu Ong Tien Nio alias Rara Sumanding,” tambah Sugiono.

Sementara di sisi kiri dan kanan kereta terlihat sepasang sayap, yang jika kereta itu bergerak maka kedua sayap itu akan mengepak.

“Sayap ini adalah sayap paksi atau bouraq menunjukkan hubungan dengan Mesir yang Islam. Ayah Sunan Gunung Jati adalah raja Mesir, Syarif Abdullah,” papar sang abdi dalem.

Kereta ini terakhir kali digunakan pada 1942 di masa pemerintahan Sultan Sepuh X karena  Kesultanan Cirebon memutuskan untuk melebur dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Perjanjian Lama          

 

Keramik-keramik berwarna cokelat ini dibawa ke keraton Kasepuhan, Cirebon pada sekitar 1745. Keramik-keramik yang berisi cerita para nabi dalam Kitab Perjanjian Lama dipasang sebagai hiasan di salah satu sudut keraton. Keberadaan keramik-keramik ini semakin membuktikan bahwa keraton menjadi pusat percampuran berbagai budaya. (Ervan Hardoko/Kompas.com)
 

Tak hanya tiga budaya itu yang bercampur di Kesultanan Cirebon. Setelah Belanda masuk ke Indonesia, budaya Eropa juga mulai mewarnai.

 “Budaya Eropa yang terlihat misalnya di pilar-pilar di beberapa bangunan Keraton Kasepuhan,” ujar Sugiono.

Bahkan, lanjut Sugiono, di beberapa bagian dinding keraton terdapat keramik-keramik yang dibawa Belanda pada sekitar 1745.

Keramik-keramik itu menggambarkan kisah-kisah para nabi yang tercantum di kitab Perjanjian Lama.

Hal yang menarik ini langsung KompasTravel tanyakan kepada Sultan Sepuh XIV, raja Keraton Kasepuhan saat ini.

“Benar. Keramik-keramik itu masih ada dan dipasang di salah satu dinding keraton,” ujar Sultan Sepuh.

Lalu, apa arti perpaduan berbagai budaya di lingkungan keraton bagi sang Sultan?

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini