News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Travel Story

Siapa Sangka di Keraton Kasepuhan Cirebon Ternyata "Tersimpan" Kisah Perjanjian Lama

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keraton Kasepuhan, Cirebon, dianggap sebagai istana kerajaan terbesar dan masih asli rancang bangunnya di pantai utara dan di seluruh Pulau Jawa.

“Ini menggambarkan keterbukaan dan toleransi. Bahkan hingga kini kami masih memelihara tali silaturahim dengan semua pemuka agama yang ada di Cirebon.

Sayangnya, pihak keraton tidak bisa menjelaskan pembawa keramik-keramik itu ke Keraton Kasepuhan dan fungsi awalnya.

“Mungkin keramik-keramik itu dibawa untuk diserahkan sebagai cendera mata untuk Sultan,” ujar seorang  abdi dalem.

Keraton Kasepuhan adalah satu dari empat keraton yang ada di Kota Cirebon. Namun, keraton inilah yang paling besar dan paling terawat.

Kurang terawat


Salah satu gerbang Keraton Kasepuhan, Cirebon yang menuju ke kawasan di luar tembok keraton. Menurut para pemandu wisata dan abdi dalem pembangunan beberapa gerbang keraton ini menggunakan dasar-dasar kebudayaan Feng Shui. (Ervan Hardoko/Kompas.com)
Meski diakui sebagai keraton terbesar di Cirebon dan pantai utara Jawa sekaligus salah satu obyek wisata paling banyak dikunjungi, namun kondisi Keraton Kasepuhan kurang terawat.

Tepat di luar tembok keraton, lebih tepatnya di depan Siti Hinggil, melintas sebuah sungai kecil. Sayangnya, sungai kecil itu kotor dan tak terawat.

Sementara itu, kehadiran pasar kaget tahunan selama satu bulan setiap hari raya Maulid Nabi Muhammad, menyisakan sampah di mana-mana.

Sedangkan di sekitar masjid Sang Cipta Rasa, para pengemis banyak berkerumun di pintu-pintu masjid tersebut.

Kondisi ini dibenarkan sejarawan lokal Cirebon, Mustaqim Asteja.

Dia mengatakan, kurang terawatnya keraton adalah dampak dari minimnya anggaran dari Pemkot Cirebon.

"Di Cirebon ada empat keraton besar yang termasuk dalam 50 kawasan cagar budaya yang ditetapkan pemerintah," ujar Mustaqim.

Sayangnya, lanjut Mustaqim, tak ada dinas khusus yang bertanggung jawab atas cagar-cagar budaya ini.

"Instansi yang mengurus adalah dinas pariwisata, kebudayaan, olahraga dan kepemudaan. Jadi fokus dinas ini terlalu banyak sehingga anggaran yang ada dibagi dalam jumlah yang tak memadai," tambah Mustaqim.

Meski demikian, lanjut Mustaqim, kondisi Keraton Kasepuhan masih jauh lebih baik dibanding keraton-keraton lainnya di Cirebon.

"Kalau Keraton Kanoman kondisinya jauh lebih buruk dan kumuh. Keraton itu tak terlihat dari jalan raya karena berada di belakang sebuah pasar," kata Mustaqim.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini