“Jumlah pengunjung meledak pada tahun ini. Insting Mbah No mulai terwujud. Pada 16 Agustus 2015, ribuan pengunjung datang ke Pantai Lenggoksono. Parkir kendaraan sampai ke kampung-kampung,” kata Mbah No.
Membeludaknya pengunjung membuka peluang usaha bagi warga setempat.
Mereka membuka warung dan persewaan kamar mandi di pantai.
Persewaan perahu di pantai juga bertambah.
Sebagian warga menjadi tukang parkir di pantai. Sebagian lagi menjadi tukang ojek sekaligus pemandu wisata.
Beberapa wisatawan asing juga pernah mendatangi Lenggoksono.
Pantai yang bersih, jauh dari keramaian, serta ombaknya yang ideal untuk berselancar menjadikan pantai ini lebih disukai daripada Kuta, Bali yang ramai pengunjung.
Objek yang menarik minat mereka selain berselancar adalah berperahu dari Pantai Lenggoksono ke Banyu Anjlok, Pantai Bolu-bolu, dan Kletekan.
Karena itu, jumlah perahu warga meningkat menjadi 34 unit.
Padahal, setahun lalu hanya lima unit.
Banyaknya pengunjung membuat warga yang dulunya sebagai nelayan beralih menjadi penyewa perahu untuk wisatawan.
Jumlah warung di Pantai Lenggoksono juga bertambah banyak.
Saat ini ada 24 warung, padahal sebelumnya hanya ada satu warung saja. Warung-warung itu tidak hanya menjajakan makanan.
Mereka juga membuka persewaan kamar mandi.