Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Beragam cara yang bisa digunakan untuk menikmati kopi.
Mulai dari cara sederhana yakni diseduh dengan air panas, hingga membuat minuman berbahan dasar kopi dengan mesin modern. Beragam cara tersebut tentu menghadirkan citarasa kopi yang beragam pula.
Di kawasan jalan Kaliurang km. 16, atau tepatnya di Pakem Tegal, Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Sleman terdapat sebuah warung kopi bernama "Warung Kopi Klothok" yang menawarkan cara penyajian kopi yang berbeda.
Sesuai dengan namanya warung ini menjadikan kopi klothok sebagai sajian andalannya.
Suasana Warung Kopi Klothok di Sleman, Yogyakarta.
Joko Adi Pramono selaku pemilik warung mengatakan jenis kopi ini diseduh dengan cara direbus bersama air dalam satu wadah. Awalnya bubuk kopi dimasak tanpa air dalam panci.
Setelah aromanya keluar, kopi dituang air dan direbus hingga mendidih.
"Untuk kopinya kami menggunakan kopi jenis robusta yang berasal dari daerah Lampung Timur. Agar rasanya mantap, kami menggunakan kopi yang matang di pohon," ujarnya.
Untuk memastikan biji kopi benar-benar matang di pohon, kopi yang digunakan adalah yang telah jatuh ke tanah baru kemudian diambil dan diproses menjadi bubuk kopi.
Proses penyeduhan dan pemilihan kopi tersebut menghadirkan segelas kopi yang kental dengan citarasa pahit pas, serta tidak berasa asam.
Sebagai teman menikmati segelas kopi klothok tersedia pisang goreng dan jadah goreng.
Rasa manis pisang goreng ataupun gurihnya jadah goreng sangat pas menjadi pendamping pahit kentalnya kopi, terlebih kedua camilan ini disajikan secara hangat.
Tidak hanya menyediakan kopi, warung yang setiap harinya buka dari jam 07.00 pagi hingga 10.00 malam ini juga memiliki hidangan spesial berupa sayur lodeh.
Pengunjung mengambil makanan sendiri di Warung Klothok di Sleman.
"Kami memiliki tiga varian lodeh, yakni lodeh kluwih, lodeh terong, dan lodeh tempe lombok hijau," Adi Pramono.