Perempuan yang akrab disapa Mbak Inge ini menyebutkan jika Bogor pernah berstatus karesidenan sehingga perlu dibuat tugu titik nol dalam rangka status administratif daerah.
Ia mengatakan tugu tersebut juga menandakan titik awal perencanaan pembangunan kota pada jaman kolonial.
"Kalau mau bangun kota ditentuin dulu landmark-nya tapi bukan titik nol. Landmark itu biasanya bangunan. Kemudian setelah resmi baru ada patok titik 0 untuk penanda jarak," jelasnya.
Tugu titik 0 kilometer di Bogor punya fungsi sendiri jika dilihat.
Inge mengatakan jika tugu titik 0 berkaitan dengan alat ukur jarak dari kota ke kota.
Sementara landmark atau bangunan ia sebutkan, berfungsi sebagai penanda kota.
"Bentuk tugu dengan segitiga merepresentasikan untuk dilihat (penunjuk jalan). Patok ini selalu diletakkan di pinggir jalan," katanya.
Inge menambahkan pada masa ia kecil, orang-orang selalu menyebut jarak Jakarta ke Bogor sejauh 60 kilometer.
Ia menyamakan dengan penanda jarak-jarak antar kota-kota di Pulau Jawa misalnya Jakarta-Surabaya, Jakarta-Semarang, dan Jakarta-Bandung.