Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUNNEWS.COM, SINGARAJA - Sebagian besar warga Desa Penglatan, Singaraja, Buleleng, Bali, memproduksi dodol.
Produksi dodol bakal meningkat saat mendekati perayaan Hari Raya Umat Hindu.
Desa Penglatan, Singaraja bisa ditempuh melalui jalanan darat sekitar 3 jam atau berjarak 90 kilometer dari Kota Denpasar.
Video dodol khas Bali by Zaenal Nur Arifin.
Bendesa Adat Penglatan, Nyoman Budarsana mengatakan, dodol bikinan Desa Penglatan berbeda dibandingkan dodol produksi di tempat lain.
Dodol produksi Desa Penglatan lebih higienis.
"Warga Desa Penglatan banyak yang memiliki home industry dodol, yang sudah didistribusikan ke seluruh Bali. Bahan-bahannya menggunakan bahan lokal dan tidak memakai bahan pengawet. Cara pengolahannya secara tradisional, tetapi mengutamakan kualitas rasa," ujarnya kepada Tribun Bali, beberapa waktu lalu.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat dodol terdiri dari santan kelapa, tepung beras, gula pasir, gula merah, dan garam.
Proses pembuatan dodol, melalui beberapa tahapan.
Pengusaha dodol di Desa Penglatan, Putu Nira Puspita menambahkan, tahap pertama merendam beras ketan dan injin dengan air selama setengah hari atau 12 jam sampai mengembang.
Selanjutnya sore hari ditiriskan hingga keesokan harinya dan sudah siap diselip dengan tepung.
“Komposisinya dodol hitam tiga banding satu. Untuk dodol warna, lima banding satu,” katanya.
Selanjutnya hasil selipan tadi dicampur dengan santan dan gula.
Ibu-ibu di Singaraja, Bali, sedang mengemas dodol.
Proses pencampuran ini diaduk di atas wajan besar dengan api dari tungku kayu bakar selama kurang lebih 3 jam hingga mengental dan mengeras.