Laporan wartawan Bangka Pos, Iwan Satriawan
TRIBUNEWS.com BANGKA - Pulau Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tidak hanya dikaruniai objek wisata pantai nan indah.
Pulau penghasil timah terbesar di dunia ini juga memiliki wisata alam lain seperti pemandian air panas.
Ada pemandian air panas Nyelanding Kabupaten Bangka Selatan, air panas Desa Keretak Kecamatan Sungaiselan Kabupaten Bangka Tengah dan pemandian air panas Tirta Tapta Pemali Kabupaten Bangka.
Kandang buaya muara di Tirta Tapta di Bangka.
Diantara pemandian air panas tersebut, pemandian air panas Tirta Tapta Pemali yang paling terkenal lantaran sudah dikelola secara baik menjadi sebuah objek wisata.
Objek wisata yang kini di kelola El Jhon tersebut berada di areal seluas 8,5 hektar yang berjarak sekitar 15 KM dari Kota Sungailiat.
Konon, berendam dalam air panas yang mengandung belerang di Tirta Tapta Pemali mampu menyembuhkan sejumlah penyakit.
"Disini ada tiga kolam air panas. Aman bagi anak-anak karena ada kolam khusus bagi mereka," ungkap Syamsul salah seorang pegawai Tirta Tapta Pemali, Sabtu (30/1).
Ia menjelaskan pemandian air panas Pemali sendiri suhunya mencapai 40 derajat celcius dan airnya mengandung belerang.
"Belerangnya tidak sebanyak seperti di pulau Jawa. Itulah kenapa airnya tidak berbau," ujar pria asal pulau Jawa ini.
Menurut Syamsul, pemandian air panas Tirta Tapta Pemali sendiri tidak pernah sepi dari pengunjung terutama di akhir pekan.
"Kalau hari minggu yang paling ramai," ungkapnya.
Selain menikmati air panas nan berkhasiat, pengunjung di Tirta Tapta dapat menikmati permainan sepeda air dan sejumlah pondok-pondok peristirahatan di atas danau.
Cukup membayar Rp 20.000 per orang dan Rp 10.000 untuk anak-anak, pengunjung bisa sepuasnya menikmati fasilitas yang ada seperti Water boom, kebun binatang mini dengan berbagai jenis binatang seperti ular sanca, burung, beruk, kera hingga beruang.
Bagi mereka yang ingin menyaksikan buaya muara yang hidup di muara sungai di Pulau Bangka, mereka bisa menyaksikannya di sebuah areal kandang buaya di sini.
Cukup membayar Rp 5000 per orang, pengunjung bisa menyaksikan 10 ekor buaya muara ukuran raksasa di sebuah kandang yang dilengkapi kawat besi.
Pengunjung dapat dengan aman melihat raksasa-raksasa air payau itu sedang berendam di kolam yang mengelilingi kandang.
"Yang paling besar itu namanya Joni berukuran hampir 5 meter. Dia buaya tertua disini, mungkin umurnya sudah puluhan tahun. Disini saja dia sudah belasan tahun," ungkap penjaga kandang buaya muara.
Ia menjelaskan, ada seekor buaya yang dikurung terpisah dari buaya-buaya lainnya untuk penyesuaian karena baru saja menghuni kandang buaya tersebut.
Buaya itu ditangkap oleh warga Penagan baru-baru ini di laut Penagan.
"Buaya ini makannya kita berikan ayam," ujarnya.
Pemandian air panas Tirta Tapta Pemali sendiri ditemukan secara tidak sengaja dalam aktifitas penambangan timah pada jaman kolonial Belanda.
Jika ingin berendam di kolam-kolam air panas tanpa gangguan, pengunjung bisa mendatangi tempat ini pada jam kerja pada hari Senin hingga Jumat.
Pada hari-hari tersebut pengunjung biasanya tidak seramai hari Sabtu dan Minggu.
Lokasi pemandian air panas ini mudah dijangkau dengan didukung akses jalan aspal hotmix yang mulus.
Pengunjung juga dapat menyaksikan danau-danau yang cantik dikiri kanan jalan menuju lokasi pemandian air panas bekas penambangan timah tempo dulu.