Menyusuri Pantai Bias Tugel, terik matahari langsung menyengat kulit.
Angin semilir pantai yang berembus pelan terasa sedikit menyejukan.
Pantai dengan panjang sekitar 200 meter ini menjadi alternatif bagi yang tidak terlalu suka dengan suasana hiruk pikuk dan ingin mencari tempat lebih tenang.
Sesuai nama pantai yang diambil dari kata bias yang artinya pasir dan tugel yang berarti potongan, pantai ini dibatasi oleh batu karang dan membentuk seperti teluk.
Pantai Bias Tugel. (Tribun Bali/Ayu Dessy)
‘Sepotong’ pantai ini makin elok karena dikelilingi pepohonan hijau yang rindang dan terlihat kontras dengan warna biru langit dan air laut.
Batu karang hitam berdiri kokoh di sisi kiri dan kanan tak luput dijadikan objek foto bagi sebagian pengunjung.
Seperti Laras Purnami atau disapa Laras yang datang bersama temannya.
Pertama kali berkunjung ke Pantai Bias Tugel, ia pun mengaku merasa takjub.
“Gak sia-sia sudah jauh naik motor dari Denpasar. Ternyata pantainya memang sangat cantik. Airnya masih jernih dan warna birunya keren. Pantai Bias Tugel ini jadi target next tourism destination aku dari tahun sebelumnya dan baru terwujud sekarang. Aku senang bisa mengeksplor satu lagi hidden paradise di Bali,” kata Laras kepada Tribun Bali beberapa waktu lalu.
Batu karang hitam di Pantai Bias Tugel bukan hanya seonggok bebatuan yang memecah empasan ombak.
Terdapat waterblow atau cipratan air laut karena berbenturan dengan batu karang.
Selain itu Formasi karang membentuk laguna-laguna kecil yang bisa dijadikan kolam alami untuk berendam.
A photo posted by Backpacker Bali (@backpackerbali) on Jul 11, 2015 at 1:20am PDT
Terasa mengasikan karena tak jarang ikan berenang di sekitar laguna.