Laporan Wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Batu Hobon yang berada di Pusuk Buhit, Pangururan, Samosir, Sumatera Utara, terlihat seperti batu besar biasa.
Tapi bagi masyarakat sekitar khususnya bagi masyarakat Suku Batak, Batu Hobon ini sangat "spesial".
Batu tersebut dijaga sedemikian rupa, dibuatkan atap penyangga beton dengan bentuk seperti rumah adat Batak dengan ukiran Batak pula.
Batu Hobon. (Tribun Medan/Silfa)
Tepat di atasnya ada patung Saribu Raja yang berdiri tegak menghadap ke atas.
Saat masuk ke ruang batu, sekilas patung tidak tampak karena berada di atas batu dengan penghalang beton.
Tapi saat melangkah naik ke beton tersebut, barulah patung itu tampak besar tinggi.
Begitu pula jika dilihat dari depan, patung juga tidak tampak, hanya celah kanan dan kiri patung bisa dilihat.
Ada cerita dari mulut ke mulut yang sudah turun menurun tentang keberadaan batu yang dianggap sakral bagi masyarakat setempat.
Masyarakat meyakini batu itu merupakan tempat penyimpanan harta pusaka Saribu Raja.
Siardus, penjaga Batu Hobon menuturkan Batu Hobon berarti peti batu.
Hobon sendiri memiliki arti peti.
Patung Saribu Raja. (Tribun Medan/Silfa)
Disebut demikian karena bentuknya berupa batu berdiameter satu meter dengan bagian bawah berongga.
Diperkirakan batu ini merupakan sebuah lorong yang diduga berbentuk goa.