Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Yayu Fathilal
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Meski demam batu mulia seperti akik sudah berlalu, namun batu-batu hasil bumi tersebut masih ada saja peminatnya, walau tak sebanyak saat masih booming beberapa waktu lalu.
Para penjual dan perajin cincinnya pun selalu ada, khususnya di Kalimantan Selatan yang memang memiliki banyak hasil bumi berupa batu mulia.
Seperti di Pasar Malabar, Jalan Simpang Sudimampir II, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Ada beberapa orang penjual hingga penggosok batunya di sana.
Batu mulia yang mereka jual beragam jenisnya, seperti akik, red borneo dan green borneo.
Harga yang ditawarkan pun beragam, dari ratusan ribu hingga ratusan juta rupiah.
Aneka pilihan batu. (Banjarmasin Post/Yayu)
Di sini juga banyak badan cincin atau biasa disebut amban atau tangkai, mulai yang berupa emas sepuhan hingga perak.
Para penjualnya ini juga menyediakan jasa pemasangan batu cincinnya dengan ambannya.
"Tarifnya sekitar Rp 15 ribu, Rp 20 ribu per buah. Ada juga yang berkisar Rp 40 ribu hingga Rp 75 ribu, tergantung ukuran batunya," terang seorang penjualnya, Kaspul Anwar.
Proses pemasangannya selama satu jam.
Batunya harus direkatkan dulu ke ambannya menggunakan lem khusus.
"Lemnya memakai lem kertas yang biasa khusus untuk buku tulis," jelasnya.
Lem itu harus dilelehkan dulu dengan api sambil ditempelkan ke bagian bawah batunya.
Setelah itu, batunya diperhalus memakai gerinda khusus.
Prosesnya sekitar 30 menit untuk merapikan bentuk batu agar tampak pas dan cantik saat dipasangkan ke amban.
Setelah itu barulah batunya dipasang ke ambannya.
"Total seluruhnya sekitar satu jam kalau batunya masih mentah. Kalau mentah kan harus digerinda dulu," katanya.
Untuk ambannya pun dikenai harga juga.
Misalnya yang perak antara Rp 225 ribu hingga Rp 1 juta per buah.
Untuk batu-batunya, didapatnya dari para pendulangnya di Desa Riam Kanan, Kabupaten Banjar.
Batu-batu tersebut memiliki beragam warna dan corak.
Ada yang agak keruh, ada juga yang bening.
Makin berkilau dengan dihiasi amban yang cantik dan menawan.
Katanya, sekarang ini harga bebatuan mulia sudah sangat anjlok jika dibandingkan dengan beberapa waktu lalu saat Indonesia dilanda demam batu akik.
Bahkan, ada saja jenis akik yang dulu saat sedang tren dibanderol ratusan ribu rupiah per biji sekarang hanya laku Rp 10 ribu.
"Biar begitu, di pasar ini tetap ramai dikunjungi pembeli. Ada saja yang mencari batu baik yang masih mentah atau sudah matang alias yang sudah berupa cincin," sebutnya.
Pasar ini selalu beroperasi tiap hari.
Para pedagangnya ini pun menjual dagangannya di emperan toko, di bagian luar pasar ini dekat daerah parkir sepeda motor.
Emperannya tampak sempit dengan lantainya yang becek jika hujan tiba.
Ada belasan pedagangnya di sana.
Pasar ini tepat berada di seberang Pasar Sudimampir.
Untuk memarkir kendaraan di sini cukup nyaman karena sangat dengan pasar tersebut.
Tarif parkirnya Rp 2.000 per sepeda motor.
Di sini banyak dilewati angkutan kota sehingga soal transportasi sangat mudah.