TRIBUNNEWS.COM - Selama tahun 2016, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menggelar 58 festival yang akan dimulai sejak Maret 2016.
Selain festival lama, seperti International Tour de Banyuwangi Ijen, Festival Gandrung Sewu, Banyuwangi Ethno Carnival, Batik Festival, dan Jazz Pantai, pada tahun 2016 ada 20 festival baru, di antaranya Festival Arung Kanal, Festival Perahu Layar, Underwater Festival, Festival Tubing Sungai Badeng, Festival Tanam Padi, Festival Perikanan, dan sebagainya.
”Event Banyuwangi Festival tahun ini lebih banyak dari tahun lalu yang hanya 38 event. Budaya dan tradisi rakyat Banyuwangi terus kami angkat dan kami beri panggung,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar kepada KompasTravel, Kamis (10/3/2016).
Anas menjelaskan ajang Banyuwangi Festival ini tak lain untuk mempromosikan Banyuwangi yang akan berdampak pada masyarakat Banyuwangi khususnya di bidang perekonomian.
Menurut Anas, Banyuwangi Festival merupakan salah satu ikhtiar pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Anas menjelaskan, sektor pariwisata digenjot karena terbukti ikut mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan per kapita Banyuwangi melonjak tajam dari Rp 14,7 juta (2010) menjadi Rp 33,6 juta (2015), dan pada 2016 diprediksi menembus Rp 38 juta.
Pendapatan per kapita Banyuwangi sudah berhasil melampaui sejumlah kabupaten/kota di Jatim yang sebelumnya selalu di atas Banyuwangi.
BERITA REKOMENDASIA photo posted by Wisata Banyuwangi (@wisatabanyuwangi) on Mar 14, 2014 at 7:06pm PDT
Geliat bisnis dan pariwisata tecermin dari lonjakan jumlah penumpang di Bandara Blimbingsari Banyuwangi yang mencapai 1.308 persen dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 110.234 penumpang (2015).
Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Banyuwangi pada tahun 2016 ditargetkan mencapai 50.000 orang, naik dibanding tahun lalu yang sekitar 40.000 orang.
Sementara wisatawan domestik ditargetkan bisa menembus 2 juta orang dari posisi tahun lalu sebesar 1,7 juta. Jumlah wisatawan ini diverifikasi dari data hotel dan pengelola destinasi wisata. (Ira Rachmawati/ Kompas.com)