News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Travel Story

Meski Susah Payah, Ini Seninya Mengejar Momen Gerhana Matahari di Teluk Tomini dan Selat Peling

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Secara bergantian, staf BMKG dan masyarakat turut menyaksikan gerhana dengan menggunakan teleskop. (Verrianto Madjowa)

TRIBUNNEWS.COMKetika memasuki fase total, suasana di tempat itu mulai gelap, seperti saat menjelang terbenamnya matahari.

Pagi yang cerah dengan awan tipis mengantarkan kami penumpang Wings Air dari Bandara Jalaluddin Gorontalo menuju Luwuk, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Rabu 9 Maret 2016, pesawat yang membawa 70-an penumpang beserta kru, lepas landas pukul 07.15 Wita. Tak ada halangan berarti, pesawat melewati daratan dan pegunungan Gorontalo memasuki Teluk Tomini.

Lima belas menit telah lewat di atas perairan Teluk Tomini. Pesawat mengarah ke selatan. Matahari berada di jendela kiri pesawat Wings Air.

A photo posted by Harry Pasaribu (@sipipin) on Feb 13, 2016 at 5:02am PST


Menangkap gerhana matahari dari jendela pesawat, di atas Teluk Tomini mulai terlihat dengan lengkungan tipis hitam.

Kecil dan dari menit ke menit, lengkungan ini membesar. Saya mengamati piringan matahari yang mulai ditutupi bulan dengan menggunakan solar filter baader N.D 5,0 dari jendela pesawat.

Gerhana matahari pada 9 Maret terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia. Hanya saja, piringan matahari yang tertutup total piringan bulan hanya di beberapa daerah. Salah satunya di Luwuk.

Dari tempat saya berangkat, Bandara Jalaluddin, magnitudo gerhana matahari  0,98 sampai 0,99 di Taludaa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Durasi totalitas yang membawa saya untuk menyaksikan gerhana matahari di Luwuk.

Pukul 08.00 pramugari mengumumkan pesawat akan mendarat di Bandara Syukuran Aminuddin Amir.

Perairan Selat Peling terlihat dari atas pesawat. Bandara ini terlihat sejajar dengan garis pantai dari Selat Peling.

Saat mendarat telah tiba, satu per  satu penumpang melewati pintu keluar , menuruni tangga dan menginjakan kaki di landasan.

Sejumlah penumpang yang membawa filter atau kacamata gerhana langsung mengarahkan pandangannya ke matahari yang sedang tergerhanai. Sebagian lagi terus berjalan ke tempat pengambilan bagasi atau pintu keluar gedung bandara.

Dengan waktu yang sangat mepet hingga terjadi gerhana matahari total, saya menunggu peralatan teleskop yang dibawa di tempat pengambilan barang. Kepada seorang petugas bandara, saya bertanya letak kantor BMKG Bubung, Luwuk dan diarahkan hanya bersebelahan dengan gedung bandara.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini